Wanita 25 Tahun di Mongolia Terjangkit Pes setelah Makan Marmot, 19 Orang Terdekatnya Diisolasi
Seorang wanita di Mongolia positif terinfeksi pes setelah makan marmot. Ia diisolaso bersama 19 orang lainnya
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Rusia telah mengambil langkah besar untuk menghentikan penyebaran Black Death di perbatasannya dengan Mongolia dan China, karena wilayah tersebut juga berperang melawan Covid-19.
Puluhan ribu orang telah divaksinasi di daerah perbatasan di republik Tuva dan Altai di Siberia.
Satu wabah tercatat di dataran tinggi Ukok di Pegunungan Altai di Rusia, untuk pertama kalinya dalam lebih dari 60 tahun.
Secara terpisah di China, seorang anak laki-laki berusia tiga tahun di provinsi barat daya Yunnan dikhawatirkan terjangkit wabah pes juga dikenal sebagai dengan nama Black Death.
Kasus di China muncul setelah tiga tikus mati ditemukan di sebuah desa di Menghai.
Wilayah tersebut telah memulai tanggap darurat tingkat IV untuk mencegah penyebaran penyakit, lapor Global Times.
Wabah pes adalah penyakit bakteri yang disebarkan oleh kutu yang hidup di hewan pengerat liar.
Pes dapat membunuh orang dewasa dalam waktu kurang dari 24 jam jika tidak segera diobati.
Black Death atau wabah pes, pernah membunuh lebih dari 200 juta orang di abad ke-14.
Penyebab Black Death
Penyakit pes disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang ditransmisikan oleh kutu yang terinfeksi oleh tikus atau hewan pengerat.
Black Death juga disebut sebagai Pestilence atau Great Mortality, dan disebut-sebut menjadi wabah terburuk sepanjang sejarah manusia.
Dari tahun 1347 – 1353, diperkirakan 75 – 100 juta nyawa melayang akibat wabah tersebut.
Wabah terakhir yang menakutkan terjadi di London pada 1665, dan menewaskan sekitar seperlima penduduk kota tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.