Bocah 12 Tahun di India Terkubur di Tempat Pembuangan Sampah Setinggi 30 Meter saat Memulung
Tim penyelamat di India tengah mencari bocah 12 tahun yang terkubur di antara sampah di tempat pembuangan sampah terbesar di negara itu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Tim penyelamat di India tengah mencari bocah 12 tahun yang terkubur di antara sampah di tempat pembuangan sampah terbesar di negara itu.
Dilansir Daily Mail, tempat pembuangan itu memiliki gunungan sampah setinggi 100 kali atau sekira 30 meter.
Bocah tersebut terkubur setelah gunungan sampah ambruk pada Sabtu (26/9/2020).
Operasi pencarian ini sudah memasuki hari ke lima dan tim penyelamat sudah pesimis bocah itu masih hidup.
Adalah Neha Vasava berada di puncak gunung sampah setinggi 30 meter di tempat pembuangan terbesar di Ahmedabad.
Neha memang sehari-hari tinggal di sana.
Baca: Satu Jemaah Tabligh Asal Indonesia Meninggal Dunia Karena Serangan Jantung di India
Baca: Dua Pasien Covid-19 Meninggal setelah RS Alami Pemadaman Listrik, Diduga karena Ventilator Mati
Selain itu, keluarganya juga mencari nafkah di gunung sampah tersebut.
Nahasnya, sampah itu tiba-tiba runtuh pada Sabtu malam waktu setempat.
Tim penyelamat sudah memilah-milah berton-ton sampah di sana.
Bahkan anjing pelacak juga sudah dikerahkan untuk menyisir area pembuangan sampah seluas 80 hektar tersebut.
Menyoal kasus ini, diperkirakan ada empat juta orang India yang bekerja di tempat pembuangan sampah.
Mirisnya kebanyakan adalah anak-anak.
Mereka tiap hari harus bertaruh nyawa dengan kondisi kotor dan berbahaya sebagai pemulung.
Khususnya memilah sampah untuk mencari logam dan benda lain yang masih layak jual.
"Kemungkinan dia masih hidup bisa diabaikan, tapi kami akan melanjutkan pencarian sampai kami menemukannya," kata petugas pemadam kebakaran Naitik Bhatt, Rabu (30/9/2020).
Dia mengatakan sudah mengerahkan enam alat berat, namun pencarian terhalang cuaca hujan.
"Beberapa jam setelah dia dikubur, ada hujan yang menyebabkan lebih banyak sampah jatuh dari atas," kata Bhatt kepada AFP.
Baca: Maskapai India Berencana Akan Buka Penerbangan Wisata, Solusi Liburan saat Pandemi Covid-19
Sebenarnya tidak hanya Neha yang Sabtu itu sedang mengais sampah di sana.
Ada seorang bocah laki-laki berusia 6 tahun yang juga sedang memilah sampah bersamanya.
Bocah itu berhasil diselamatkan pasca gunung sampah ambruk.
Hampir 3.500 ton sampah dari kota Ahmedabad dibuang di lokasi tersebut setiap hari.
Bahkan tempat pembuangan sampah ini disebut Gunung Pirana oleh penduduk sekitar karena tingginya.
Tempat pembuangan sampah ini merupakan rumah dan sumber penghasilan bagi ratusan keluarga miskin di sekitarnya.
"Kami mendapatkan roti kami dengan menjual sisa-sisa yang kami kumpulkan dari tempat pembuangan sampah," kata Mahesh, seorang tukang rotan, kepada AFP.
"Kami beruntung jika kami dijemput oleh beberapa kontraktor untuk pekerjaan buruh.
"Jika tidak, satu-satunya pilihan yang kami miliki adalah menjual barang bekas," tambah pria berusia 30 tahun itu, yang bekerja tanpa alat pelindung.
Otoritas Ahmedabad berjanji akan membongkar tempat pembuangan sampah itu pada Agustus 2022.
Baca: Suami di India Belah Perut Istri yang Hamil 4 Bulan, Ingin Lihat Jenis Kelamin
Baca: Perempuan India Dibunuh Suami yang Menikahinya 2 Bulan Lalu, Gegara Enggan Diajak Pindah Keyakinan
Pihaknya berencana akan membuang 300 ton sampah dari sana setiap hari dan menggunakan benda berharga yang tersisa untuk membangun jalan raya, bahan bakar, dan lainnya.
Menurut UNICEF, lebih dari 41 juta anak berusia di bawah 12 tahun dipaksa bekerja di Asia Selatan.
Lockdown akibat wabah Covid-19 diperkirakan semakin menambah jumlah anak yang bekerja, menurut ahli.
Menurut data resmi, India menjadi negara paling terinfeksi kedua di dunia, dengan lebih dari 6,1 juta kasus, tepat di belakang Amerika Serikat.
Tetapi angka sebenarnya bisa 10 kali lipat dari angka resmi, menurut survei serologis terbaru.
Studi yang menguji darah untuk antibodi tertentu untuk memperkirakan proporsi populasi yang telah melawan virus yang baru-baru ini dirilis.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)