Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Turki Janji Bela Azerbaijan Perangi Armenia: Kami Pasti Bantu, di Medan Perang atau Meja Perundingan

Situasi di Nagorno-Karabakh mulai membara pada 27 September, dengan bentrokan bersenjata yang memasuki hari keempat.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Turki Janji Bela Azerbaijan Perangi Armenia: Kami Pasti Bantu, di Medan Perang atau Meja Perundingan
Armenian Defense Ministry via AP
Kementerian Pertahanan Azerbaijan melaporkan pada Rabu (30/9/2020), pertempuran sengit di zona konflik Nagorno-Karabakh antara pasukan Azervaijan dan Armenia terus berlanjut. 

Wilayah ini dijalankan oleh etnis Armenia tetapi tidak diakui oleh negara mana pun sebagai republik merdeka.

Melansir Reuters, ketika ditanya apakah Ankara akan menawarkan dukungan militer jika Azerbaijan memintanya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Rabu bahwa Turki akan "melakukan apa yang diperlukan".

Pernyataannya itu menyuarakan pernyataan Presiden Turki Tayyip Erdogan.

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, kemudian berterima kasih kepada Turki atas dukungannya tetapi mengatakan negaranya tidak membutuhkan bantuan militer.

"Pertempuran akan berhenti jika pasukan Armenia segera meninggalkan tanah kami," katanya.

Cavusoglu juga mengatakan solidaritas Prancis kepada Armenia sama dengan mendukung pendudukan Armenia di Azerbaijan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang negaranya adalah rumah bagi banyak orang keturunan Armenia, menanggapi hal tersebut saat berkunjung ke Latvia.

Berita Rekomendasi

Dia mengatakan Prancis sangat prihatin dengan "pesan suka perang" dari Turki "yang pada dasarnya menghilangkan hambatan Azerbaijan dalam merebut kembali Nagorno-Karabakh".

“Dan itu tidak akan kami terima,” katanya.

Peran Moskow

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow bersedia menjadi tuan rumah bagi para menteri luar negeri Armenia dan Azerbaijan untuk melakukan perundingan.

Reuters memberitakan, Lavrov mengadakan percakapan telepon terpisah dengan kedua menteri luar negeri, dan mengatakan dia menyerukan gencatan senjata dan menghentikan "retorika provokatif perang".

Lavrov mengatakan Rusia akan terus bekerja baik secara independen maupun bersama-sama dengan perwakilan kelompok Minsk lainnya dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) untuk menengahi konflik tersebut.

Presiden Azerbaijan berjanji untuk terus berjuang sampai pasukan Armenia meninggalkan wilayah sengketa. Hal itu diungkapkan Presiden pada hari keempat pertempuran sengit di wilayah tersebut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas