Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penelitian: Lebih dari 14 Juta Ton Plastik Diyakini Berada di Dasar Lautan

Hasil penelitian menunjukkan, setidaknya 14 juta ton potongan plastik dengan lebar kurang dari 5 mm kemungkinan berada di dasar lautan dunia.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Penelitian: Lebih dari 14 Juta Ton Plastik Diyakini Berada di Dasar Lautan
sustainability-times.com
Ilustrasi sampah plastik di dalam lautan. 

Namun, itu didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia.

"Ini berguna untuk memberi pengertian pada orang-orang tentang ruang lingkup dan skala yang kita bicarakan," ujarnya.

Sejumlah pemulung memungut sampah plastik di Pantai Kedonganan, Badung, Sabtu (26/1/2019). Pantai Kedonganan dipenuhi sampah kiriman yang mayoritas didominasi sampah plastik yang terdampar ke perairan tersebut akibat gelombang tinggi di wilayah perairan Bali selatan.
Sejumlah pemulung memungut sampah plastik di Pantai Kedonganan, Badung, Sabtu (26/1/2019). Pantai Kedonganan dipenuhi sampah kiriman yang mayoritas didominasi sampah plastik yang terdampar ke perairan tersebut akibat gelombang tinggi di wilayah perairan Bali selatan. (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Meskipun begitu, dia mengatakan, jumlah plastik di dasar laut relatif kecil dibandingkan dengan semua plastik yang dilepaskan.

Itu menunjukkan, sedimen laut dalam saat ini bukan tempat utama bagi plastik.

Hardesty yakin, sebagian besar plastik sebenarnya terakumulasi di garis pantai.

"Lebih banyak yang terjebak di darat daripada di laut," tuturnya.

Dr Julia Reisser, seorang ahli biologi kelautan di University of Western Australia's Oceans Institute, telah meneliti polusi plastik selama 15 tahun.

Berita Rekomendasi

"Komunitas ilmu kelautan sangat terobsesi untuk mencari tahu di mana keberadaan plastik," kata Reisser.

Berbagai metode ilmiah diperlukan untuk memahami potensi dampak plastik terhadap kehidupan di dalam laut.

Plastik yang lebih besar dapat menjerat satwa liar.

Sementara itu, plastik mikro dan bahkan potongan yang lebih kecil dapat dimakan oleh berbagai spesies, mulai dari plankton hingga paus.

Reisser mengatakan, studi baru ini merupakan kontribusi penting bagi upaya global.

Ia berharap, data laut dalam dari Australia dapat digabungkan dengan upaya lain di seluruh dunia untuk studi di masa mendatang, demi mendapatkan gambaran yang lebih akurat.

"Saya pikir nasib akhir (dari plastik laut) adalah laut dalam, tetapi kita masih jauh dari keseimbangan."

"Jika kita bisa melakukan perjalanan ribuan tahun ke depan, plastik itu perlahan akan terfragmentasi dan hilang dari garis pantai kita," ujar Reisser.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas