Armenia Siapkan Kasus Hukum Pelibatan Petempur Sipil Asing oleh Azerbaijan
Armenia menyiapkan bukti kasus untuk menuntut Azerbaijan atas pelibatan petempur asing asal Suriah di perang Nagorno-Karabakh.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Konflik Nagorno-Karabakh berawal dari akhir periode Soviet ketika wilayah otonom mayoritas Armenia, yang saat itu menjadi bagian dari Republik Azerbaijan Soviet, melakukan referendum dan memproklamasikan kemerdekaan.
Baku melancarkan serangan untuk mencegah pemisahan tetapi akhirnya kehilangan kendali atas daerah kantong yang memisahkan diri itu selama perang 1992-1994. Grup Minsk OSCE telah menengahi proses perdamaian sejak 1992 dan mencapai kesepakatan gencatan senjata pada 1994.
Karena Azerbaijan menolak untuk mengakui Nagorno-Karabakh, kepentingan negara baru itu diwakili Armenia. Wilayah Nagorno-Karabakh merupakan enclave atau kantong negara di dalam Negara Azerbaijan.
Presiden Armenia Armen Sarkissian mengatakan kepada Russia Today, Azerbaijan telah memicu perang di Nagorno-Karabakh. Ia berharap gencatan senjata yang dimediasi Moskow tetap bertahan, meskipun ada masalah di lapangan.
“Kita tidak boleh lupa… siapa yang memulai perang ini. Itu adalah pihak Azeri, bukan orang-orang di Nagorno-Karabakh, "kata Sarkissian kepada wartawan RT News, Ilya Petrenko.
Di Baku, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev meminta Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan untuk berterima kasih kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menurut Aliyev, Putin menyelamatkan Armenia, yang 100 persen bergantung pada Rusia.
“Ketika Pashinyan memberi kami ultimatum, ketika dia menyinggung perasaan orang Azerbaijan, dia pantas dihukum karenanya. Kami (menghukumnya),” kata Aliyev kepada harian Moskow RBK.
“Dia harus berterima kasih kepada Putin atas fakta sekali lagi, Rusia datang untuk menyelamatkan Armenia,” lanjut Aliyev.(Tribunnews.com/RussiaToday/Sputniknews/xna)