Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Xi Jinping Ingin Marinir China Jadi Tulang Punggung Militer Tiongkok

Presiden China Xi Jinping memerintahkan Korps Marinir China meningkatkan ketrampilan tempur dan terus berada dalam siaga perang.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Presiden Xi Jinping Ingin Marinir China Jadi Tulang Punggung Militer Tiongkok
Defensnews/AFP
FILE - Parade militer China. China menempatkan 10.000 pasukannya di perbatasan dengan India di Himalaya. 

Ketegangan antara Washington dan Beijing telah meningkat di tengah usaha AS melanjutkan operasi militernya di Laut China Selatan yang disengketakan.

Washington juga meningkatkan hubungan dengan Taiwan, dan terus menuduh China bertanggung jawab atas pandemi global virus corona.

Perkembangan terbaru, Beijing mengutuk Washington setelah kapal perusak USS John S McCain, terlihat berlayar di daerah dekat Kepulauan Paracel di Laut Cina Selatan yang disengketakan.

China, yang menguasai sebagian besar laut yang dipenuhi dengan klaim teritorial dari lima negara, mengecam tindakan kapal tersebut.

Menurut Beijing, Angkatan Laut AS tidak pernah meminta izin kapalnya untuk memasuki wilayah yang dianggap Beijing berada dalam perairan teritorialnya.

Insiden semacam itu, yang disebut China sebagai provokasi, kerap terjadi karena AS secara teratur mengirimkan kapal-kapalnya ke wilayah tersebut dengan dalih kebebasan operasi navigasi.

Pihak berwenang China telah berulang kali memperingatkan Washington suatu hari tindakannya dapat menyebabkan insiden di laut, dan menuduh Gedung Putih memiliterisasi Laut China Selatan.

BERITA TERKAIT

Selain ketegangan Laut China Selatan, kedua negara telah berselisih mengenai keputusan Washington mengembangkan hubungan diplomatik tidak resmi dengan Taiwan.

Beijing menganggap pulau itu sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wilayahnya sendiri. Gedung Putih baru-baru ini mengumumkan rencananya memasok Taiwan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi.

China mengecam keras rencana ini, yang dinilai melanggar kebijakan Satu-China yang telah dipatuhi Washington selama beberapa dekade.(Tribunnews.com/SCMP/Sputniknews/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas