Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Didemo Ribuan Warganya, Ini Profil Raja Thailand Dikenal Punya Banyak Selir, Kaya & Suka Hura-hura

Aktivis pro-demokrasi mengatakan Thailand mundur dari monarki konstitusional yang didirikan ketika kekuasaan absolut kerajaan berakhir pada 1932.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Didemo Ribuan Warganya, Ini Profil Raja Thailand Dikenal Punya Banyak Selir, Kaya & Suka Hura-hura
Foxnews
Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn atau Raja Rama X duduk di singgasana bersama Ratu Suthida sementara Sineenat Wongvajirapakdi merangkak saat prosesi penobatan selir. (foxnews) 

TRIBUNNEWS.COM, THAILAND - Aksi unjuk rasa di Thailand dalam beberapa pekan terakhir semakin berani dalam mengkritik Raja Maha Vajiralongkorn dan menuntut perubahan.

Padahal di negara itu selama ini adalah tabu untuk mengkritik monarki Thailand.

Demonstrasi besar-besaran rakyat Thailand tak hanya meminta kemunduran Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha namun juga menuntut konstitusi baru yang menuntut pengakhiran gangguan terhadap aktivis.

Aktivis pro-demokrasi mengatakan Thailand mundur dari monarki konstitusional yang didirikan ketika kekuasaan absolut kerajaan berakhir pada 1932.

Mereka mengatakan monarki terlalu dekat dengan tentara dan berpendapat bahwa kedekatan itu telah merusak demokrasi.

Aksi menentang pemerintah Thailand lagi dalam protes damai (18 Oktober 2020)
Aksi menentang pemerintah Thailand lagi dalam protes damai (18 Oktober 2020) (Twitter Hannah Beech)

Para pengunjuk rasa juga berupaya membatalkan hukum lese majeste yang melarang penghinaan terhadap raja.

Mereka ingin raja melepaskan kendali pribadinya atas kekayaan istana senilai puluhan miliar dollar AS yang telah dia ambil alih dan beberapa unit tentara.

Baca juga: Thailand Terbelah: Giliran Demonstran Pendukung Kerajaan yang Turun ke Jalan

BERITA TERKAIT

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn pun jadi sorotan.

Terutama soal gaya hidup mewah, gonta ganti istri serta memiliki harta kekayaan yang sangat fantastis.

Berikut provil Maha Vajiralongkorn yang dirangkum Tribunnews.com :

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dikenal penuh dengan sensasi.

Dia telah melangsungkan pernikahan sebanyak 4 kali dan memiliki banyak selir alias wanita simpanan.

Vajiralongkorn lebih banyak menghabiskan waktu di Jerman daripada di negaranya sendiri.

Saat awal mula pandemi covid-19 muncul di Thailand, sang raja memilih meninggalkan negaranya kabur ke Thailand mengisolasi diri di Jerman.

Media The Independent melaporkan sang raja membawa banyak rombongan ke Jerman termasuk 20 selirnya namun tidak diketahui apakah 4 istrinya juga ikut diboyong ke sana.

Dikutip dari wikipedia, Raja Thailand Maha Vajiralongkorn lahir di Istana Dusit, Bangkok, pada 28 Juli 1952.

Raja Vajiralongkorn yang naik takhta sejak kematian ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej pada 2016, mengalihkan semua kepemilikan di perusahaan besar yang dikenal sebagai Biro Properti Mahkota (CPB) ke kepemilikan pribadinya.

Dengan itu, Vajiralongkorn mampu mengendalikan lebih banyak kekayaan dibandingkan Raja Saudi, Sultan Brunei dan bahkan Kerajaan Inggris.

CPB merupakan salah satu kekayaan kerajaan terbesar di dunia. Perusahaan induk rahasia yang kepemilikan sahamnya ada di perusahaan-perusahaan blue-chip Thailand, tepatnya di ibu kota Bangkok.

Menurut Business Insider, kekayaan pribadi Vajiralongkorn diperkirakan setidaknya sebesar 30 miliar dolar AS atau sekitar Rp 428 triliun.

Meski demikian, dia dikenal sebagai sosok yang jarang terlihat mengurus kekayaannya dan lebih suka bersenang-senang dengan selirnya.

Lantas darimana sebenarnya sumber umang milik raja terkaya di dunia tersebut.

Menurut Straitstimes mengutip Reuters yang menyelidiki sumber kekayaan raja Thailand , membocorkan sumber aset yang dikonfirmasi Biro Properti Mahkota.

Biro Properti Mahkota awalnya tidak menanggapi permintaan komentar Reuters, tetapi kemudian menanggapai pernyataan tertulis tentang nilai aset kerajaan.

Sebagian besar kekayaan Raja Vajiralongkorn disimpan di Biro Properti Mahkota yang memegang hak atas 6.560 ha tanah di Thailand.

Dengan 40.0000 kontrak sewa di seluruh negara, termasuk 17.000 di ibu kota.

Ini hanya sebagian kecil dari sumber kekayaan Raja Thailand, faktanya tahun 2017 Raja Vajiralongkorn menempatkan Biro Properti Mahkota di bawah kendalinya mengumumkan penghapusan status bebas pajaknya.

Di Bangkok, ia memiliki lahan seluas 1.328ha, beberapa di antaranya adalah real estat utama di jantung kawasan bisnis.

Kepemilikan propertinya di ibu kota Thailand diperkirakan bernilai 33 miliar dollar AS (Rp483 Triliun) , menurut biografi tahun 2011 tentang ayah Raja Vajiralongkorn, Raja Bhumibol, A Life's Work.

Selain aset sewa tanah sebuah pernyataan tahun 2018, Biro Properti Mahkota mengumumkan aset yang sebelumnya didaftarkan ke Properti Mahkota akan disimpan atas nama Raja.

Menempatkan saham senilai sekitar 9 miliar dollar AS (Rp131 Triliun) di perusahaan Siam Cement Group dan Siam Commercial Bank di antara aset pribadinya.

Raja Vajiralongkorn memiliki 23 persen saham di Siam Commercial Bank, pemberi pinjaman terbesar kedua di Thailand dan 33,3 persen di konglomerat industri terbesar negara itu, Siam Cement Group.

Kedua perusahaan tersebut didirikan oleh dekrit kerajaan pada tahun 1900-an.

Siam Commercial Bank dan Siam Cement tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

Kemudian, perhiasan seperti mahkota emas, dan permata juga menjadi salah satu aset kekayaan di kerajaan Thailand.

Di antara permata mahkota Thailand adalah Golden Jubilee Diamond 545,67 karat berwarna coklat, berlian terbesar di dunia.

Nilainya diperkirakan mencapai 12 juta dollar (1,7 triliun) AS oleh The Diamond Authority, sebuah situs perhiasan.

Itu diserahkan kepada Raja Bhumibol Adulyadej, pada tahun 1996 untuk menandai tahun ke-50 pemerintahannya, menurut Gem and Jewelry Information Center, sebuah badan industri di Thailand.

Regalia tak ternilai lainnya juga dihiasi dengan berlian dan dilapisi enamel emas, masing-masing kaya akan sejarah dan signifikansi budaya.

Sementara kontrak sewa 17.000 Biro Properti Mahkota Bangkok mencakup segala hal mulai dari agen pemerintah hingga ruko.

Beberapa kepemilikan yang paling terlihat adalah tanah tempat beberapa pusat perbelanjaan terkenal dibangun.

Pusat perbelanjaan Siam Paragon, Siam Discovery, dan Siam Center, yang semuanya terletak di tanah Crown Property, menarik sekitar 200.000 pembeli per hari tahun lalu.

The Crown tidak menjalankan mal tetapi mengumpulkan jumlah sewa yang tidak diketahui dari operator mereka, Siam Piwat, yang juga membuka mal mewah senilai 1,7 miliar dollar AS (Rp24 triliun), IconSiam, tahun lalu di tanahnya sendiri.

Bersenang-senang di Jerman

Raja Vajiralongkorn kini berusia 68 tahun.

Dengan keempat istri dan selir kerajaan dia dan rombongannya lebih sering menghabiskan waktu di Jerman.

Dari negara itu, dia bahkan membawa 2 unit militer di bawah komandonya dan mengubah hukum yang mengizinkan dirinya memerintah dari luar negeri.

Hal itu mendapat protes dari Jerman dengan Menteri Luar Negerinya, Heiko Maas menyatakan bahwa Raja Thailand tidak berhak menggelar kegiatan pemerintahan di negara mereka.

Kembali pada soal Biro Properti Mahkota (CPB), pada tahun 2017, 9 bulan usai Vajiralongkorn naik takhta, UU yang disahkan parlemen yang didominasi militer menempatkan aset CPB "di bawah kebijaksanaan Yang Mulia."

Raja Thailand Vajiralongkorn
Raja Thailand Vajiralongkorn (AFP / Panupong Changchai)

Suatu kebijakan yang menghentikan peraturan sebelumnya di mana raja bisa membelanjakan pendapatan biro tersebut sesuka hati tapi menyerahkan keputusan pembelian dan penjualan kepada dewan direksi.

Raja Vajiralongkorn bahkan menyingkirkan menteri keuangan dan direktur jenderal biro yang sudah lama berdiri dari dewan dan melantik sekretaris pribadinya, seorang pria berusia 69 tahun tanpa latar belakang keuangan atau ekonomi, sebagai ketua dan beberapa loyalis lainnya sebagai anggota.

“Asumsinya pasti bahwa raja sekarang adalah pembuat keputusan utama,” kata Tom Felix Joehnk, seorang penulis dan ekonom yang berbasis di Bangkok.

Meski kini dikenakan pajak, Vajiralongkorn telah mempertahankan kepemilikan saham perusahaan dan secara umum melanjutkan pendekatan konservatifnya terhadap aset tanah.

Aset tersebut mencakup beberapa lingkungan yang paling dicari di Bangkok, di sepanjang Sungai Chao Phraya dan di distrik komersial Silom dan Sukhumvit.

Tetapi menurut jurnal yang ditulis Porphant sebanyak 93 persen dari tanah yang tidak "menghasilkan" disewakan dengan harga “jauh lebih rendah dari harga pasar” kepada masyarakat kumuh, lembaga negara, sekolah, yayasan dan lainnya yang memiliki hubungan khusus dengan kerajaan.

Bahkan termasuk kedutaan pemerintah AS yang selama beberapa dekade menyewa sebuah rumah megah tertutup berwarna biru yang dikelilingi oleh rerumputan hijau hanya seharga "beberapa ratus dollar" menurut Joehnk.

Dengan semua aset dan kebijakan otoriter itu, tak heran rakyat Thailand ingin menuntut reformasi dalam monarki dan meminta transparansi keuangan Raja Maha Vajiralongkorn.

Sumber: Tribunnews.com/Reuters/Kompas.com/Intisari 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas