Kronologi 3 Orang Tewas Diserang Pakai Pisau di Prancis, 1 Orang Diantaranya Dipenggal
Estrosi mengatakan salah satu orang yang terbunuh di dalam gereja diyakini sebagai penjaga gereja.
Editor: Hasanudin Aco
Sementara itu, Presiden Prancis Emanuel Macron sedang dalam perjalanan ke kota.
Walikota Paris, Anne Hildalgo, juga men-tweet untuk mendukung mitranya di Nice.
Dia menulis: "Serangan di Basilika Nice, pikiran pertama saya adalah dengan para korban dan orang yang mereka cintai yang terkena dampak serangan mengerikan ini."
"Niçois dan Niçois, serta Walikota, @cestrosi, dapat mengandalkan dukungan dari Kota @Paris."
Politisi nasionalis Prancis, Marine Le Pen, juga berbicara tentang pemenggalan kepala yang terjadi dalam serangan itu.
Gambar-gambar dari tempat kejadian menunjukkan daerah di sekitar gereja hampir sepenuhnya kosong ketika polisi bersenjata memasang barisan besar.
Penduduk di daerah itu telah diberitahu untuk tetap di dalam rumah saat polisi menangani insiden.
Basilika Notre Dame adalah gereja Katolik Roma dan merupakan tempat ibadah terbesar di Nice.
Parlemen Prancis menangguhkan debat tentang pembatasan virus corona dan mengheningkan cipta untuk para korban.
Serangan itu terjadi ketika Prancis masih belum pulih dari pemenggalan kepala sekolah Prancis Samuel Paty awal bulan ini oleh seorang pria asal Chechnya.
Penyerang mengatakan dia ingin menghukum Paty karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran kewarganegaraan.
Di sisi lain, belum diketahui jelas apa motif serangan di gereja Nice, atau apakah ada kaitannya dengan gambar yang dianggap menghina Islam itu.
Sejak pembunuhan Paty, para pejabat Prancis, yang didukung oleh banyak warga biasa, telah menegaskan kembali hak untuk menampilkan gambar itu.
Gambar itu bahkan telah dipajang secara luas di pawai sebagai bentuk solidaritas atas guru yang terbunuh.
Hal itu memicu luapan kemarahan di beberapa bagian dunia Muslim.
Beberapa pemerintah menuduh pemimpin Prancis Emmanuel Macron mengejar agenda anti-Islam.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com
Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com