Ini Cara Pelaku Pembantaian di Nice Bisa Masuk Prancis, Hampir Dideportasi di Italia
Pelaku bernama Brahim Aoussaoui pada 8 Oktober 2020 sedang dalam karantina Covid-19 selama 20 hari di Pulau Lampedusa, Sisilia, Italia.
Editor: Archieva Prisyta
TRIBUNNEWS.COM - Kepolisian mengungkap cara pelaku teror memasuki Prancis sebelum melakukan pembunuhan sadis terhadap 3 orang di Basilika Notre Dame de Nice, Prancis, Kamis (29/10/2020).
Pelaku bernama Brahim Aoussaoui dilaporkan pada 8 Oktober 2020 sedang dalam karantina Covid-19 selama 20 hari di Pulau Lampedusa, Sisilia, Italia.
Pada 20 September, pria berusia 21 tahun tersebut berada di kapal untuk karantina mandiri, di Bari, Italia.
Diketahui, ia merupakan seorang imigran yang memiliki keinginan untuk pergi ke Prancis.
Saat berada di Italia, dirinya tercatat bersih dari catatan kriminal.
Baca: Para Pemimpin Dunia Kutuk Serangan Teroris di Nice, Turki Termasuk Pertama Mengutuk Keras
Namun, ia tidak memiliki hak resmi sebagai imigran di Italia.
Dirinya diminta untuk keluar dari Italia dalam waktu tujuh hari.
Alih-alih dideportasi oleh pihak Italia, dirinya dilepaskan begitu saja.
Belum jelas kapan waktu persis ia meninggalkan Italia menunju Paris dengan menggunakan kereta pada 9 atau 10 Oktober.
Petugas masih mencari sebab lolosnya dia menyeberangi perbatasan ke Prancis tanpa terdeteksi.
Baca: Pemuda 17 Tahun Tak Kuat Tahan Nafsu Intip dan Rekam Mama Muda Sedang Mandi, Diam-diam Dilaporkan
Halaman Selanjutnya ------------->