AS Menuju Krisis Dolar dan Utang Negara dalam Skala yang Belum Pernah Dialami Sebelumnya
Menurutnya, AS sedang memasuki bab terakhir dari buku yang mulai ditulis oleh mantan Ketua Fed, Alan Greenspan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Ekonom Peter Schiff menyebut bahwa Federal Reserve Amerika Serikat (AS) tidak pernah benar dalam menerapkan kebijakannya dan kini tengah menyiapkan ekonomi Amerika untuk menghadapi krisis yang lebih besar.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam Virtual Investor Day Conference.
Menurutnya, AS sedang memasuki bab terakhir dari buku yang mulai ditulis oleh mantan Ketua Fed, Alan Greenspan.
"Saat gelembung (krisis) itu meletus, alih-alih mengakui kesalahannya, Greenspan mengabaikannya dan mencoba menghidupkan kembali perekonomian (AS) dengan menggembungkan gelembung yang lebih besar di pasar real estate daripada gelembung yang baru saja muncul di pasar saham. Dan Fed menggembungkan gelembung itu, tapi itu bukan hal yang berhasil, itu adalah kegagalan," kata Schiff.
Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (31/10/2020), warga AS kini lebih banyak beraktivitas di rumah dan itu mendorong peningkatan belanja konsumen mereka.
Mereka pun hidup di luar kemampuan ekonomi, bahkan tidak ada yang menabung.
"Jadi, perekonomian terdistorsi oleh malinvestasi dan keputusan buruk yang dibuat sebagai akibat dari suku bunga rendah yang dibuat-buat," jelas Schiff.
Saat Fed mencoba untuk menormalkan, gelembung krisis itu muncul, pasar hipotek meledak, dan itu mengakibatkan resesi hebat.
"Semua yang dikatakan Fed tentang kemampuan mereka untuk menormalkan suku bunga dan mengecilkan neraca adalah hal yang salah. Mereka keliru, mereka tidak pernah bisa menormalkan suku bunga, mereka tidak pernah mendekati bahkan mengembalikan neraca ke tingkat sebelum krisis," papar Schiff.
Ia mencatat bahwa hari ini bank sentral menjalankan QE infinity yakni pelonggaran kuantitatif terbuka dan menyatakan bahwa suku bunga akan tetap nol selama bertahun-tahun.
"Federal Reserve tidak pernah benar, segala sesuatu yang mereka katakan tentang keefektifan kebijakan mereka, apa yang akan dibuat oleh kebijakan mereka, dan kemampuan mereka untuk membalikkan atau melepaskannya adalah salah. Sangat menakjubkan ya, karena mereka selalu salah," tegas Schiff.
Ia pun menyimpulkan bahwa saat ini AS sedang menuju krisis dolar dan utang negara yang belum pernah dialami sebelumnya.
"Kami sedang menuju krisis dolar AS dan krisis utang negara dan besarnya krisis ini tidak seperti yang pernah kami alami. Karena ini bukan hanya hipotek yang meledak, ini adalah penghargaan dari pemerintah AS. Ini adalah aset bebas risiko yang menjadi aset paling beracun di planet ini," tutur Schiff.
Schiff menekankan bahwa nantinya bukan hanya Departemen Keuangan AS saja yang akan runtuh, namun juga seluruh pasar obligasi dalam mata uang AS yang dibangun di atas fondasi lembaga keuangan ini.
"Jadi, semua instrumen utang yang berdenominasi dolar AS akan runtuh," pungkas Schiff.