Ekonomi Indonesia Sulit Membaik Jika Trump Memenangkan Pilpres Amerika Serikat?
Indonesia akan diuntungkan jika tak ada lagi perang dagang antara AS dan China, seperti yang terjadi selama 4 tahun terakhir di era Trump.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Trump Vs Biden. Kedua kandidat yang bersaing dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat dinilai memiliki pandangan yang berbeda 180 derajat dalam hal kebijakan ekonomi, perdagangan internasional, dan politik luar negerinya.
Lantas, apa dampak pemilu AS bagi Indonesia dan konflik di Laut China Selatan?
Melansir BBC Indonesia pada Senin (2/11/2020), salah satu topik utama yang menjadi sorotan banyak pemilih dan negara lain dalam pilpres AS adalah perang dagang dengan China.
Perang dagang ini secara tidak langsung menekan kinerja ekspor dan impor dunia, serta memberikan dampak negatif terhadap perekonomian global, termasuk ekonomi Indonesia.
Baca juga: Di Tengah Ketatnya Pilpres AS 2020, Amerika Serikat Resmi Keluar dari Paris Agreement
Sejumlah ekonom di Indonesia meyakini, ekonomi Indonesia dan dunia akan sulit membaik jika Presiden Donald Trump kembali terpilih.
Kondisi akan berbalik, jika justru penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, yang terpilih menjadi presiden.
Pengamat hubungan Internasional dari Universitas Indonesia, Makmur Keliat, mengatakan meski tidak ada dampak langsung dari pemilu AS terhadap Indonesia, dia memandang Indonesia akan diuntungkan jika tak ada lagi perang dagang antara AS dan China, seperti yang terjadi selama 4 tahun terakhir di bawah pemerintahan Trump.
"Kita harus mencatat dengan jelas bahwa kita tidak terlalu penting bagi Amerika secara perdagangan, tetapi kita menganggap Amerika Serikat penting bagi kita secara perdagangan dan investasi," ujar Makmur kepada BBC News Indonesia, Senin (26/10/2020).
"Bagi Indonesia hubungan akan menjadi lebih baik, jika Amerika dan China dalam hubungan yang lebih bersifat kerjasama daripada konflik," lanjutnya kemudian.
Berdasarkan sejumlah jajak pendapat, posisi Biden di atas angin untuk memenangi pemilu di AS.
Jika Biden terpilih, diproyeksikan akan menormalisasi hubungannya dengan China. Namun hasil akhir pemilu bisa jadi lain, seperti yang terjadi pada pilpres AS 2016.
Siapa yang lebih diinginkan untuk menang?
Ekonom dari Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Malik Zaini, mengatakan jika Trump kembali terpilih, dia kemungkinan akan kembali memangkas pajak seperti yang sudah dia lakukan pada periode sebelumnya.
Pada saat yang sama, stimulus fiskal yang direncanakan Trump dalam periode 2021-2024 hanya akan terbatas sekitar 334 miliar dollar AS (Rp 4,9 kuadriliun), sebagai konsekuensi berlanjutnya pemotongan pajak yang membuat penerimaan negara lebih rendah.