Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ekonomi Indonesia Sulit Membaik Jika Trump Memenangkan Pilpres Amerika Serikat?

Indonesia akan diuntungkan jika tak ada lagi perang dagang antara AS dan China, seperti yang terjadi selama 4 tahun terakhir di era Trump.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Ekonomi Indonesia Sulit Membaik Jika Trump Memenangkan Pilpres Amerika Serikat?
MANDEL NGAN / AFP Twitter/@realDonaldTrump
Donald Trump 

Senada, ekonom dari Insitute for Development of Economic and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan perang dagang AS dan China telah menyebabkan "guncangan besar" baik secara langsung maupun tidak langsung pada Indonesia.

"Amerika Serikat juga melakukan pengetatan terhadap barang-barang impor dari negara-negara selain dari China. Artinya Indonesia ditargetkan sebagai negara yang mengalami penyesuaian hambatan dagang, baik tarif maupun non tarif," katanya.

Pengenaan bea masuk ini membuat produk Indonesia menjadi tidak kompetitif. Sebab, harga produk yang diekspor tersebut akan lebih mahal sehingga dikhawatirkan akan kalah bersaing.

"Kita berharap siapapun nanti yang terpilih kebijakannya tidak sama dengan kebijakan yang diambil Donald Trump pada periode pertama," jelas Bhima kemudian.

Akan tetapi, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Shinta Kamdani, memandang "Indonesia bukan mitra dagang yang cukup signifikan bagi Amerika Serikat",

Sebab bagi AS, Indonesia merupakan mitra dagang ke-50 di daftar mitra dagangnya.

"Jadi kemungkinan siapa pun yang jadi presiden AS memang tidak akan punya kebijakan dagang khusus terhadap Indonesia," kata dia.

BERITA REKOMENDASI

Namun bagi Indonesia, Amerika merupakan salah satu tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia selain China dan Uni Eropa.

Lima produk ekspor andalan Indonesia ke Amerika Serikat adalah produk pakaian, hasil karet, alas kaki, produk elektronik, dan furnitur.

Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan neraca perdagangan Indonesia pada September mengalami surplus 2,44 miliar (Rp 35,5 triliun), melanjutkan tren surplus lima bulan berturut-turut sejak Mei lalu.

Negara-negara mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina menyumbang surplus nonmigas terbesar selama September 2020 yang jumlahnya mencapai 2,13 miliar dollar AS (Rp 31 triliun).

Dalam keterangan tertulis, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan perkembangan kinerja ekspor maupun impor Indonesia pada Juli-September 2020 yang cenderung menguat merupakan indikasi kuat bahwa perekonomian Indonesia akan segera kembali pulih dan titik kritis dampak negatif pandemi Covid-19 telah berlalu.


"Selain itu, sektor perdagangan luar negeri akan menjadi salah satu penopang membaiknya perekonomian Indonesia pada triwulan III 2020," kata dia.

Peluang investasi dari perang dagang

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas