Pilpres AS Memanas, Pendukung Donald Trump Serbu Pusat Penghitungan Suara
Puluhan pendukung Donald Trump menyerbu pusat-pusat penghitungan suara di Detroit dan Phoenix.
Editor: Adi Suhendi
Sementara, dari New York hingga Seattle, ribuan demonstran turun ke jalan, mendesak agar setiap suara dihitung.
Di Portland, Oregon, gubernur Kate Brown menurunkan Garda Nasional untuk menangani demonstrasi yang berubah menjadi aksi kekerasan dan perusakan.
Demonstran memprotes beragam isu, di antaranya kebrutalan polisi dan penghitungan suara pilpres AS.
“Penting untuk percaya pada proses dan sistem yang telah menjamin pemilihan yang bebas dan adil di negara ini selama puluhan tahun, bahkan di saat krisis,” kata Brown dalam pernyataannya.
“Kita semua bersama-sama dalam hal ini.”
Di Seattle, pihak berwenang menangkap 7 orang terkait aksi demonstrasi.
Di New York dan Chicago, ratusan orang juga turun ke jalan.
Aksi serupa memprotes pilpres AS dan kesenjangan rasial juga berlangsung di Los Angeles, Houston, Pittsburgh, Minneapolis dan San Diego.
Saat ini dalam electoral vote, Biden tengah memimpin dengan 264, sedangkan Trump memiliki 214.
Ditentukan Electoral Collage
Pemilihan presiden Amerika Serikat ( pilpres AS) berlangsung pada 3 November 2020.
Sebagaimana pilpres-pilpres sebelumnya kemenangan bukan ditentukan oleh suara publik ( popular vote) tapi Electoral College (Dewan Elektoral).
Setiap empat tahun, orang-orang yang duduk di Dewan Elektoral adalah yang sebenarnya menentukan siapa presiden dan wakil presiden baru AS.
Berikut adalah penjelasan apa itu Electoral College dan mengapa jadi kunci kemenangan di pilpres AS.
Ketika orang-orang Amerika pergi ke TPS, mereka sebenarnya memilih sekelompok pejabat yang akan menduduki Electoral College.