Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesona Saiko Iyashinosato Nenba, Tempat Wisata Jepang Mirip Shirakawago, Dihiasi Rumah Tradisional

Distrik Nenba di tepi Danau Barat, tempat atap jerami berbagai rumah kuno Jepang pernah berbaris dengan Gunung Fuji yang indah.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pesona Saiko Iyashinosato Nenba, Tempat Wisata Jepang Mirip Shirakawago, Dihiasi Rumah Tradisional
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Rumah-rumah tradisional Jepang di Saiko Iyashinosato Nenba saat musim gugur November 2020 dikelilingi pohon warna warni yang mulai rontok. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Shirakawago di Perfektur Gifu dikenal sebagai tempat wisata yang indah. Keberadaan rumah-rumah tradisional Jepang di Saiko Iyashinosato Nenba (SIN) bisa dikatakan sebagai Shirakawago mini.

Penuh dengan berbagai rumah tradisional Jepang yang sangat menarik dikunjungi.

Minggu (8/11/2020) saat Tribunnews berkunjung, cuaca mendung sekitar gunung suci bagi warga Jepang, Fuji-san sehingga bagian puncak gunung tertutup awan mendung pekat.

Baca juga: Bidik Ekspatriat Jepang, Takeya Consulting Tangani Penyewaan Unit Apartemen Vasanta

Apabila cuaca cerah sekitar Gunung Fuji, kunjungan ke SIN akan jadi hal yang sempurna, melatarbelakangi daerah pariwisata tradisional Jepang yang terawat dan tertata indah itu.

Sebuah "lanskap pedesaan" yang seharusnya disebut "kampung halaman Jepang" muncul kembali di desa berpemandangan indah yang menghadap Gunung Fuji.

Distrik Nenba di tepi Danau Barat, tempat atap jerami berbagai rumah kuno Jepang pernah berbaris dengan Gunung Fuji yang indah.

Rumah-rumah tradisional Jepang di Saiko Iyashinosato Nenba saat musim gugur November 2020 dikelilingi pohon warna warni yang mulai rontok.
Rumah-rumah tradisional Jepang di Saiko Iyashinosato Nenba saat musim gugur November 2020 dikelilingi pohon warna warni yang mulai rontok. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)
Berita Rekomendasi

Namun semua itu hancur oleh bencana topan tahun 1966, dan kemunculannya telah menjadi bagian dari masa lalu.

Waktu berlalu, dan di Kota Fujikawaguchiko, yang digabungkan pada tahun 2003, memulai proyek untuk mendirikan SIN dan jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Desa Healing (Penyembuhan) Saiko.

Desa beratap jerami, yang merupakan pemandangan asli Jepang, dihidupkan kembali akhirnya pada tanggal 15 Juli 2006. Lalu digunakan secara sistimatis untuk berbagai acara.

Baca juga: Mengenal Kosei Maeda, Pembuat Manga Terkenal Jepang yang Selalu Mempromosikan Kampung Halamannya

Lalu lama kelamaan jumlah bangunan bertambah dan dibuka kembali pada 1 April 2010.

Kampung halaman Jepang itu di sepanjang kawasan pejalan kaki yang dirawat dengan trotoar serpihan kayu dari tempat parkir gratis.

Sebelum memasuki wilayah itu, kini ada beberapa toko restoran yang menyakikan makanan halal, bahkan disediakan pula musala untuk salat bagi kalangan muslim.

Rumah-rumah tradisional Jepang di Saiko Iyashinosato Nenba dengan latar belakang Gunung Fuji. Sayangnya Minggu (8/11/2020) daerah sekitar mendung dan awan menutupi bagian puncak gunung Fuji.
Rumah-rumah tradisional Jepang di Saiko Iyashinosato Nenba dengan latar belakang Gunung Fuji. Sayangnya Minggu (8/11/2020) daerah sekitar mendung dan awan menutupi bagian puncak gunung Fuji. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Masuk ke lokasi wisata tersebut dikenakan biaya hanya 350 yen per orang dan bagi anak-anak separuh harga.

Ada 3 restoran, 5 toko di mana Anda bisa mencoba produk buatan tangan, 2 toko yang menjual produk lokal, tempat dipamerkan karya pengrajin, bangunan tempat di mana kita bisa bersantai, gubuk tradisional dengan "panggangan" arang dan kincir air.

Tergantung pada harinya, kita dapat menikmati berbagai acara di berbagai fasilitas seperti demonstrasi "karya Suzutake", "kelas surat bergambar", mencoba merajut dan merangkai kerajinan tangan Jepang yang akan dipandu senseinya, dan "Lapangan Chibikko" di mana kita dapat dengan bebas bermain dengan peralatan permainan lama Jepang.

Baca juga: Masjid Pertama Dibuka di Kota Nakatsu Perfektur Oita Jepang

Serasa kembali ke masa lalu di Jepang.

Bangunan beratap jerami tersebut telah diperbaiki secara bertahap, dan tahap pertama dibuka dengan total 11 gedung pada tahun 2006, lalu total 15 bangunan pada tahun 2007, total 18 gedung pada tahun 2008, dan 20 gedung pada tahun 2009.

Kini (2020) menjadi 22 bangunan termasuk berbagai lokasi untuk restoran dan toko oleh-oleh.

Di setiap gedung, kita dapat menikmati kerajinan tradisional, museum, berbelanja produk lokal, dan bersantap makanan asli Jepang.

Air kalinya yang jernih biasa dipakai untuk mencuci sayur-sayuran dan bahkan dari sumber air yang turun dari gunung sudah biasa menjadi air yang langsung diminum bagi penduduk setempat karena memang sangat jernih dan bersih.

Rumah tradisional Jepang di Saiko Iyashinosato Nenba yang mendapat sertifikat sebagai Warisan Budaya Jepang
Rumah tradisional Jepang di Saiko Iyashinosato Nenba yang mendapat sertifikat sebagai Warisan Budaya Jepang (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Bahkan ukuran ikan besar-besar ditambah pengunjung yang suka memberikan makanan ke kolam ikan itu.

Sangat direkomendasikan ke lokasi indah ini, merasakan kembali masa lalu desa Jepang.

Naik mobil dari Tokyo memakan waktu dua jam ke lokasi SIN tersebut.

Peta lokasi SIN bisa dilihat PDF filenya di http://jepang.com/iyashi.pdf

Sementara itu telah terbit buku baru yang sangat menarik, "Rahasia Ninja di Jepang" mengenai berbagai hal rahasia terkait "mata-mata" ninja yang beroperasi di Jepang sejak ratusan lalu lalu, informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas