Saat Menang 2016 Dulu, Pihak Trump Ejek Demokrat Tak Bisa Terima Hasil Pemilu, Kini Keadaan Berbalik
Pihak Donald Trump dan pejabat Gedung Putih terus mengklaim ada kecurangan dalam Pemilu AS 2020 ini.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
"Dia harus mengatasinya. Dia tersesat. Minggir dan biarkan Donald Trump menjadi presiden," kata Schlapp.
Hillary Clinton mengakui kemenangan Trump pada pagi hari setelah pemilihan, empat tahun silam.
Lebih lanjut, juru bicara Trump, Jason Miller, menyebut upaya perhitungan suara ulang pada 2016 adalah 'konyol' dan upaya mendelegitimasi kemenangan Trump.
Kurang lebih kondisi saat ini sama dengan 2016 silam, namun posisinya terbalik.
Kini banyak sekutu yang mendukung klaim Trump soal kecurangan dalam perhitungan suara.
Meskipun sampai saat ini tidak ada bukti kecurangan yang dimaksudkan.
Ajudan-ajudan Trump pun ikut mendukung klaim presiden, berharap upaya hukum dan perhitungan ulang bisa memenangkan presiden petahana lagi.
Walaupun selisih suara Biden dan Trump di negara bagian utama terus melebar, dengan mayoritas mendukung Joe Biden.
Joe Biden Sudah Siap-siap Masuk Gedung Putih
Di saat Trump sibuk dengan upaya hukum dan klaim penipuan pemilu, pihak Biden justru sedang siap-siap masuk Gedung Putih.
Bahkan Biden sudah menunjuk orang kepercayaannya, Ron Klain untuk menjadi kepala staf Gedung Putih, kata tim Biden.
Dilansir BBC, Klain sebelumnya pernah menjabat sebagai asisten utama Biden sejak 1980-an di Senat, berlanjut hingga dia menjadi wakil presiden.
Klain juga merupakan pembantu senior Gedung Putih untuk Barack Obama dan kepala staf Wakil Presiden Al Gore.
Kepala staf Gedung Putih, merupakan orang yang mengatur jadwal harian presiden dan sering disebut sebagai penjaga gerbangnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.