Tim Transisi Joe Biden Dipenuhi Orang-orang dengan Berbagai Ras, Sebagian Besar Wanita
Hampir setengah dari tim transisi pemerintahan Joe Biden terdiri dari orang-orang dengan berbagai warna kulit, mayoritas wanita.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden terpilih Joe Biden bersiap mengambil alih Gedung Putih pada Januari mendatang.
Hampir setengah dari tim transisi pemerintahannya terdiri dari orang-orang dengan berbagai warna kulit, mayoritas wanita.
Sebanyak 46% staf transisi adalah orang dengan berbagai warna kulit (non kulit putih), menurut data keragaman baru dari tim transisi yang diberikan kepada CNN.
Sejumlah 41% dari staf senior juga non-kulit putih.
Mayoritas staf transisi, 52%, adalah perempuan.
Sedangkan 53% staf senior juga perempuan.
Angka keragaman ini muncul setelah Biden akan mengumumkan pemilihan Kabinet dan staf seniornya untuk Gedung Putih dalam beberapa minggu mendatang.
Baca juga: Joe Biden Pertimbangkan Sosok Ini Jadi Menteri Keuangan AS
Baca juga: Sekutu Donald Trump Dikabarkan Berencana Membeli Newsmax untuk Dijadikan Saingan Fox News
Salah satu janji kampanyenya yaitu membangun pemerintahan yang akan "terlihat seperti Amerika."
Langkah besar pertama Biden menuju keberagaman dalam pemerintahannya adalah ketika ia memilih Kamala Harris, seorang wanita kulit hitam dan Asia Selatan, sebagai wakil presidennya.
Dalam pengumuman kepegawaian pertamanya, Biden memilih seorang pria kulit putih dan penasihat lama, Ron Klain sebagai kepala stafnya untuk Gedung Putih.
Keragaman tim transisi juga meluas ke dewan penasihatnya.
Dewan penasihatnya terdiri dari 43% non kulit putih dan 52% wanita.
Sebanyak 9 dari 13 anggota dewan penasihat Covid-19 Biden adalah orang kulit berwarna dan sembilan anggotanya adalah wanita, menurut data.
Pekan lalu, tim transisi mengumumkan tim peninjau agensi meskipun Administrasi Layanan Umum belum mengakui Biden sebagai pemenang pemilihan.