Laporan Badan Intelijen Lebanon setebal 350 Halaman, Ungkap Penangung Jawab Ledakan Beirut
Laporan rinci Badan Intelijen Information Branch Lebanon menyatakan sejumlah pejabat negara dan badan keamanan bertanggung jawab atas ledakan Beirut
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Laporan rinci dari Badan Intelijen Information Branch Lebanon menyatakan sejumlah pejabat negara dan badan keamanan bertanggung jawab atas ledakan Beirut pada awal Agustus 2020 kemarin.
Information Branch adalah sayap intelijen Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon.
Sebuah badan keamanan terkemuka yang telah memimpin penyelidikan atas pemboman dan serangan sejak pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri tahun 2005.
Laporan setebal 350 halaman, telah diserahkan ke kantor kejaksaan tetapi tidak dipublikasikan.
Di sampung penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian militer dan pengadilan beberapa hari pasca ledakan, laporan tersebut diselidiki oleh Information Branch itu sendiri.
Baca juga: 2 Bulan Pasca Ledakan, Beirut Lebanon Diguncang Ledakan Tangki Bahan Bakar, Menewaskan 4 Orang
Baca juga: Kepanikan Terjadi Akibat Kebakaran di Beirut Lebanon, Penduduk Trauma, Penyebab Belum Diketahui
Ledakan pada 4 Agustus 2020 lalu itu juga mengakibatkan sebagian Ibu Kota Beirut hancur dan melukai lebih dari 6.500 orang.
Seperti diberitakan sebelumnya, ledakan dahsyat tersebut dilaporkan telah menewaskan sekira 200 orang.
Lebih dalam, narasumber peradilan senior yang mengetahui laporan badan tersebut mengatakan kepada Al Jazeera, pada Senin (16/11/2020), pihaknya menyalahkan otoritas pelabuhan Beirut dan Bea Cukai Lebanon atas ledakan tersebut.
Merekan menilai, pihak tersebut telah lalai menyimpan sekira 2.750 ton amonium nitrat yang sangat eksplosif di Hangar 12, selama hampir tujuh tahun dalam kondisi yang tidak aman.
Laporan tersebut kemudian melimpahkan tanggung jawab sekunder kepada pengacara negara, yang dikenal sebagai Otoritas Kasus, Direktorat Transportasi Darat dan Laut di Kementerian Pekerjaan Umum (bertugas mengawasi pelabuhan) dan Intelijen Angkatan Darat dan badan Keamanan Negara, keduanya. berkantor di pelabuhan.
Sementara badan-badan keamanan mengetahui potensi bahaya menyimpan bahan peledak di pelabuhan Beirut, mereka "tidak menghargai kenyataan bahwa nyawa mereka dalam bahaya", ungkap kesimpulan laporan itu, mengacu pada interogasi terhadap pegawai dan pejabat negara.
Petugas Keamanan Umum, tentara dan Keamanan Negara termasuk di antara mereka yang tewas dalam ledakan itu, yang menurut laporan itu adalah akibat dari api yang dipicu oleh percikan api dari pekerjaan pengelasan di pintu besi.
Baca juga: POPULER Internasional: Kebakaran Besar di Beirut Lebanon | Remaja Dipatok Ular yang Muncul di Toilet
Baca juga: Gudang Minyak dan Ban Terbakar di Pelabuhan Beirut, Sebulan Setelah Ledakan Besar
25 pejabat Administrasi dan Keamanan Tingkat Rendah Ditahan
Sekira 25 pejabat administrasi dan keamanan tingkat rendah dan menengah telah ditahan sehubungan dengan ledakan tersebut, salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah.