Laporan Badan Intelijen Lebanon setebal 350 Halaman, Ungkap Penangung Jawab Ledakan Beirut
Laporan rinci Badan Intelijen Information Branch Lebanon menyatakan sejumlah pejabat negara dan badan keamanan bertanggung jawab atas ledakan Beirut
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Lalu, 50 lainnya telah diinterogasi.
Menteri dan Kepala Keamanan saat ini dan sebelumnya diinterogasi sebagai "saksi", bukan sebagai tersangka.
Banyak pejabat tinggi, termasuk Menteri Keuangan, Pekerjaan Umum dan Keadilan serta Presiden dan Perdana Menteri Lebanon disebut mengetahui keberadaan bahan-bahan yang mudah menguap di tahun-tahun dan bulan-bulan sebelum ledakan.
Baca juga: POPULER Internasional: Melissa ARMY BTS Bunuh Diri | Pencarian Korban Pasca Ledakan Beirut
Baca juga: Pasca Ledakan Beirut, Sukarelawan: Secara Teknis, Tak Ada Tanda-tanda Kehidupan di Bawah Reruntuhan
Panggilan Baru untuk Keadilan Tingkat Tinggi
Secara terpisah, Asosiasi Pengacara Beirut pada Senin (16/11/2020) memperbarui seruannya agar para penyelidik memanggil politisi dan personel keamanan terkemuka dan menanyai mereka sebagai terdakwa, bukan sebagai saksi.
Dikatakan, tidak ada pejabat yang dianggap kebal (hukum), mengingat skala kejahatan yang sangat besar.
Banyak orang yang selamat dari ledakan dan keluarga korban telah meminta beberapa bentuk penyelidikan internasional atas ledakan tersebut, seperti yang dilakukan oleh kelompok-kelompok seperti Human Rights Watch, Amnesty International dan Legal Action Worldwide (LAW).
Mereka mengatakan, penyelidikan internasional adalah satu-satunya cara untuk memastikan akuntabilitas, mengingat sifat pengadilan Lebanon yang terbuka secara politik.
"Sebuah misi pencarian fakta yang independen dan tidak memihak sekarang diperlukan untuk menetapkan fakta ledakan tetapi juga akar penyebabnya yang meliputi kekosongan supremasi hukum dan kurangnya pemerintahan yang efektif," kata LAW dalam sebuah laporan yang dirilis pada Jumat.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)