Pilih Biden, Istri Mendiang John McCain: Pemerintahan Trump Rusak Reputasi AS
Selasa kemarin, McCain menyebut pemerintahan Trump secara aktif telah merusak reputasi AS secara global.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Istri almarhum Senator John McCain, Cindy McCain telah menyatakan bahwa sikap tidak hormat yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada anggota militer AS adalah faktor yang mendorongnya memilih kandidat Calon Presiden dari Demokrat, Joe Biden.
Dalam sebuah wawancaranya dengan The Washington Post yang diterbitkan Selasa kemarin, McCain menyebut pemerintahan Trump secara aktif telah merusak reputasi AS secara global.
Baca juga: Biden Gaet Sederet Mantan Anggota Kampanyenya untuk Pemerintahan Masa Depan
Ia juga menegaskan, pemerintahan Trump adalah pihak yang harus disalahkan terkait perubahan negatif mengenai perspektif negara itu.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (18/11/2020), McCain menjelaskan dalam artikel yang diterbitkan itu bahwa dalam perjalanannya keliling dunia, dirinya terus berjuang untuk mempertahankan 'kebenaran' atas tindakan pemerintah.
Baca juga: Biden Peringatkan Bahaya Covid-19 Jika Transisi Pemerintahan AS Tidak Berjalan Lancar
"Saya berada di luar negeri setidaknya sebulan sekali, menyaksikan runtuhnya rasa hormat negara kami di seluruh dunia, melihat kami meninggalkan sekutu kami di medan perang, menyaksikan kami membuang perjanjian kami," kata McCain.
Perjalanan keliling dunianya itu ia lakukan dalam rangka menjalani pekerjaan advokasinya, namun terhenti sementara saat dimulainya masa pandemi virus corona (Covid-19).
Meskipun McCain tidak merinci terkait perjanjian tertentu yang ditarik AS selama pemerintahan Trump, namun ada banyak perjanjian yang membuat AS seharusnya bermitra dengan negara lain.
Termasuk diantaranya Perjanjian Iklim Paris, Rencana Aksi Komprehensif Bersama, Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah dan Trans-Pasifik.
Selain itu, pemerintahan Trump juga telah melakukan negosiasi ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) yang akhirnya disebut sebagai Perjanjian Amerika Serikat, Meksiko, Kanada.
Ini dilakukan setelah Trump menyatakan bahwa kesepakatan NAFTA yang dianggap 'mengerikan' itu telah membuat AS dirugikan dalam ekonomi global.
Salah satu insiden yang lebih mengkhawatirkan, kata McCain, melibatkan dugaan pernyataan yang dilontarkan Trump yang diklaim menolak kunjungan pada November 2018 ke Pemakaman Amerika Aisne-Marne di Prancis.
Trump dikabarkan mengatakan agenda itu 'dipenuhi pecundang'.
"Ada begitu banyak orang seperti suami saya dan jutaan orang lainnya yang melayani (AS) dengan sangat mulia, dan kemudian dibuang oleh seseorang yang saya tidak yakini benar-benar mengerti apa arti kata 'melayani'. Saya pikir, 'Ya Tuhan, bagaimana mungkin seseorang mengatakan hal seperti ini tentang generasi kami yang bersedia berjuang dan mati untuk negara ini tanpa perlu diminta?" tegas McCain.
Sebelum menjadi senator, mendiang suami McCain memang semasa hidupnya bertugas di Angkatan Laut AS selama Perang Vietnam.
Almarhum John McCain juga pernah ditahan sebagai tawanan perang selama beberapa tahun.
Namun, dalam berbagai kesempatan, Trump mengecam mendiang senator tersebut, bahkan setelah kematian John pada 2018 akibat kanker otak.
Cindy McCain pun akhirnya menyatakan bahwa pengabaian terhadap mereka yang bertugas di militer AS adalah 'pukulan terakhir' yang mendorongnya untuk memilih Biden dalam Pemilu AS 2020 yang dihelat 3 November lalu.
"Hanya itu yang saya perlukan," pungkas McCain.