Iran Desak Presiden Terpilih AS Cabut Sanksi dan Gabung Lagi dengan Kesepakatan Nuklir
Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, akan sepenuhnya lanjutkan kesepakatan nuklir 2015, jika Presiden terpilih AS Joe Biden cabut sanksi Teheran.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, Iran akan sepenuhnya melanjutkan kesepakatan nuklir 2015, jika Presiden terpilih AS Joe Biden mencabut sanksi terhadap Teheran.
Menurut Zarif, pencabutan sanksi terhadap Iran dapat dilakukan dengan cepat melalui tiga perintah eksekutif Presiden AS.
Mengutip Al Jazeera, Biden berjanji untuk bergabung kembali dengan perjanjian nuklir 2015, yang disetujui oleh enam kekuatan dunia.
Kesepakatan nuklir tersebut juga dikenal sebagai P5+1.
Baca juga: Donald Trump Dilaporkan akan Serang Situs Nuklir Iran Pekan Lalu
Baca juga: PLT Nuklir Pertama di Jepang Lengkapi Fasilitas Anti Teror Dengan Biaya 240 Miliar Yen
Tetapi, para diplomat sekaligus analis mengatakan, pencabutan sanksi nuklir tak mungkin terjadi dalam semalam.
Zarif tak menuntut kompensasi apa pun dari Amerika Serikat, tak seperti Presiden Hassan Rouhani yang menuntut imbalan "atas kerusakan yang diderita Teheran di bawah sanksi AS".
Secara implisit, Zarif berpendapat, Washington harus membayar kembali atas pendapatan minyak yang hilang.
"Jika Biden bersedia memenuhi komitmen AS, kami juga dapat segera kembali ke kesepakatan penuh kami dalam perjanjian dan negosiasi dimungkinkan dalam kerangka P5+1," ungkap Zarif dala, wawancara yang diunggah situs web Iran, Rabu (18/11/2020).
"Kami siap membahas bagaimana AS dapat bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir," kata Zarif.
"Situasi akan membaik dalam beberapa bulan ke depan. Biden dapat mencabut semua sanksi dengan tiga perintah eksekutif," jelas Zarif.
Baca juga: Iran Bantah Klaim Orang Nomor 2 Al-Qaeda Tewas di Teheran
Baca juga: Joe Biden atau Donald Trump yang Menang Pilpres AS 2020, Iran Tak Masalah: Bukan Urusan Kami
Tak Ada Negosiasi
Dalam kesepakatan dengan AS dan kekuatan dunia lainnya, Iran setuju untuk menghentikan program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.
Iran dilaporkan mulai melanggar kesepakatan nuklir, setelah Presiden AS ke-45 Donald Trump menarik diri pada 2018 dan memperbarui sanksi sepihak terhadap Teheran.
“Ini tidak membutuhkan negosiasi atau kondisi dan itu layak dilakukan," kata Zarif.
Baca juga: Prancis, Inggris, Jerman Sesalkan AS Akhiri 3 Sanksi Nuklir Iran
Baca juga: Oposisi Iran yang Tinggal di Eropa Ini Simpulkan Eks PM Lebanon Dibunuh atas Instruksi Teheran
Pengayaan Uranium