Ilmuwan Nuklir Terkemukanya Dibunuh di Dekat Teheran, Iran Tuduh Israel dan Akan Balas Dendam
Ilmuwan nuklir terkemuka di Iran dibunuh di dekat Teheran. Iran menuduh Israel dan menyebut akan balas dendam.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara
Namun, sejak Presiden Donald Trump membatalkan kesepakatan pada 2018, Iran dengan sengaja mengingkari perjanjiannya.
Baca juga: Menlu Iran: Biden Dapat Cabut Sanksi Terhadap Teheran dengan Tiga Perintah Eksekutif
Reaksi Dunia
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengutuk pembunuhan itu sebagai "tindakan teror negara".
Pada cuitannya, Zarif menulis bahwa pembunuhan itu merupakan sebuah "kepengecutan yang serius".
Zarif juga menyebut adanya indikasi keterlibatan Israel.
Pasalnya, antara 2010-2012, empat ilmuwan nuklir Iran dibunuh, dan Iran menuduh Israel terlibat dalam pembunuhan itu.
Apalagi, nama Fakhrizadeh secara khusus disebutkan dalam presentasi PM Israel, Benjamin Netanyahu, tentang program nuklir Iran pada April 2018.
Namun, hingga kini, belum ada komentar dari Israel tentang berita pembunuhan Fakhrizadeh.
Menlu Iran juga meminta komunitas internasional untuk mengutuk tindakan teror yang terjadi.
Sementara itu, Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Majen Hossein Salami, telah mengatakan bahwa Iran akan membalas pembunuhan Fakhrizadeh.
"Pembunuhan ilmuwan nuklir adalah pelanggaran paling nyata dari hegemoni global untuk mencegah akses kita ke ilmu pengetahuan modern," kata Salami.
Mantan kepala Badan Intelijen Pusat AS (CIA), John Brennan, menyebut pembunuhan Fakhrizadeh sebagai "tindakan kriminal" dan "sangat sembrono".
Pembunuhan itu dianggap berisiko memicu konflik di wilayah tersebut.
Baca juga: Iran Bantah Klaim Orang Nomor 2 Al-Qaeda Tewas di Teheran
Dalam serangkaian cuitan, Brennan mengatakan, kematian Fakhrizadeh berisiko menciptakan pembalasan yang mematikan dan babak baru konflik regional.