Pemerintah Inggris Minta Netflix Labeli The Crown Karya Fiksi, Angkat Drama dan Skandal Monarki
Sekretaris Kebudayaan Inggris meminta Netflix memberi pernyataan bahwa serial The Crown merupakan karya fiksi.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
UK Mail mengabarkan, Dowden diharapkan meminta secara resmi ke platform streaming itu untuk meminta label di setiap episode.
CNN telah menghubungi Netflix dan Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Inggris untuk memberikan komentar.
Sejauh ini, The Crown menjadi satu diantara serial drama unggulan Netflix.
The Crown menggambarkan empat dekade pertama pemerintahan Ratu Elizabeth II dalam empat season.
Season 4 ini menggambarkan romansa awal Lady Diana Spencer dengan Pangeran Charles.
Percintaan Pangeran dan Putri Wales ini diceritakan sampai pada perceraian mereka.
Charles yang menjalin hubungan dengan Camilla Parker-Bowless saat masih resmi menjadi suami Diana tidak luput dari kisah The Crown.
Kisah lain yang ditampilkan termasuk pemerintahan Perdana Menteri Margaret Thatcher, penurunan kesehatan mental saudara perempuan Ratu Putri Margaret, dan hubungan raja dengan suaminya Pangeran Philip, dan anak-anak mereka.
Permintaan Dowden untuk pelabelan fiksi ini muncul setelah saran serupa dari Earl Spencer, saudara laki-laki Diana.
Baca juga: Film The Prom Resmi Rilis Trailer Perdananya, Segera Tayang di Netflix Bulan Depan
Baca juga: 5 Karakter Park Shin Hye yang Memukau dalam Tayangan Netflix, yang Terbaru di Film The Call
"Saya pikir itu akan sangat membantu The Crown jika, di awal setiap episode, dikatakan bahwa: 'Ini tidak benar tetapi didasarkan pada beberapa peristiwa nyata'," katanya kepada ITV minggu lalu.
Beberapa penulis biografi dan jurnalis kerajaan senior mengkritik The Crown karena menyimpang dari fakta.
Kendati demikian penciptanya, Peter Morgan, tidak pernah mengklaim serialnya akurat sepenuhnya.
Ide tentang pelabelan fiksi oleh beberapa pihak ditentang sejarawan.
"Netflix sudah memberi tahu orang-orang bahwa The Crown adalah fiksi."
"Ini disebut sebagai drama."
"Orang-orang di dalamnya adalah aktor. Aku tahu! Pukau," tulis Alex von Tunzelmann di Twitter.
"Sebagai sejarawan Skotlandia, yang bekerja dalam bayang-bayang Braveheart, Outlander, dan yang lainnya, saya menemukan mutiara yang mencengkeram di atas The Crown yang mendistorsi sejarah," tambah sejarawan Skotlandia, Allan Kennedy.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)