Cerita Sanna Marin, Perdana Menteri Termuda di Dunia yang Sukses Tangani Covid-19 di Finlandia
Mereka dipuji karena kepemimpinan yang tenang dan tegas dalam menangani pandemi virus corona.
Editor: Hasanudin Aco
Marin kemudian memberi 'like' pada unggahan itu.
Berbagai tajuk utama berita pun menyambutnya.
"Feminisme yang sudah dewasa di Finlandia"
"Parlemen Finlandia: pelopor kesetaraan gender"
"Perempuan berkuasa: apa yang kami tunggu-tunggu"
Namun, ada juga meme seksis, yang menggambarkan para perempuan membuat keputusan saat mandi bersama di sauna.
Panggung untuk para perempuan di negara itu memang sudah disiapkan sejak jauh lama.
Jika ada negara yang akan menjadi utopia feminis Pulau Wonderwoman, itu adalah Finlandia.
Pada 1906, negara itu menjadi negara pertama di dunia yang memberikan hak suara penuh dan hak parlemen kepada perempuan, suatu prestasi yang tidak dicapai oleh sebagian besar negara Barat lainnya sampai setelah Perang Dunia Pertama.
Tahun berikutnya, 19 orang perempuan terpilih menjadi anggota parlemen.
Pada tahun 2000, Finlandia memilih presiden perempuan pertamanya, Tarja Halonen. Seorang perdana menteri perempuan, Anneli Jaatteenmaki, menyusul pada 2003.
Pada akhir 2019, Marin dipilih oleh Partai Demokrat Sosial kiri-tengahnya, untuk mengambil alih jabatan mantan perdana menteri perempuan sebelumnya, Antti Rinne, menyusul kritik terhadap cara dia menangani pemogokan pegawai pos.
Penunjukan itu membuatnya menjadi pemimpin termuda negara itu dan tidak ada yang bisa meramalkan apa yang menunggunya.