Pemerintah Negara Bagian Victoria Guyurkan Dana Rp 50 T untuk Proyek Airport Rail Link
Proyek infrastruktur ini bagian dari rencana Pemerintah Negara Bagian Victoria dalam usahanya mendorong perekonomian imbas pandemi covid-19
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia, menggulirkan dana stimulus ekonomi senilai Rp 50 triliun untuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur Airport Rail Link terbaru di wilayahnya.
Stimulus ekonomi ini untuk mendukung pemulihan ekonomi Australia yang terdampak pandemi Covid-19.
Negara Bagian Victoria juga akan menyiapkan stimulus ekonomi melalui diskon pajak pembelian properti hingga 50 persen.
Proyek Airport Rail Link terbaru akan berlokasi di Kota Melbourne dan seluruhnya bernilai Rp 80 hingga 130 triliun dan merupakan proyek patungan antara Pemerintah Federal Australia dengan Pemerintah Negara Bagian Victoria.
Masing-masing pihak sudah sepakat untuk menggelontorkan Rp 50 triliun guna mewujudkan proyek yang sudah tertunda sekian tahun ini.
Proyek infrastruktur ini merupakan bagian dari rencana Pemerintah Negara Bagian Victoria dalam usahanya mendorong kembali perekonomian yang sempat melambat akibat pandemi Covid-19.
Gubernur Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews, mengungkapkan, proyek ini adalah kunci dari pemulihan ekonomi dan akan memberikan manfaat bagi seluruh penduduk Victoria.
“Saat kami melanjutkan usaha pemulihan, kami membutuhkan rencana jangka panjang. Kami perlu membuka pekerjaan bagi warga Victoria yang sedang mencari pekerjaan saat ini, dan bagi mereka yang akan membutuhkan pekerjaan di masa depan," ujarnya.
Baca juga: Wanita Australia Ini Kaget Ada Makhluk Berbulu Hitam Tepat di Bawah Pegangan Pintu Mobil
Daniel Andrews menambahkan, pemerintah akan menyelesaikan proyek ini segera. "Kami menepati janji kami," ungkap Daniel Andrews
Proyek infrastruktur ini diperkirakan akan menciptakan 8,000 pekerjaan dan diperkirakan bisa beroperasi secara penuh pada 2029.
Selain pembangunan jalur transportasi, Pemerintah Negara Bagian Victoria juga mengalokasikan dana Rp 30 triliun, dengan Rp 12,8 triliun diantaranya akan digunakan untuk perbaikan/peningkatan fasilitas 162 sekolah.
Sementara Rp 17,2 triliun lainnya dialokasikan untuk pembangunan sekolah baru.
Reputasi Victoria sebagai ibu kota budaya di Australia juga akan diperkuat secara permanen, berkat investasi baru yang sangat besar dalam Anggaran Belanja Victoria 2020/21.
Pemerintah Negara Bagian Victoria juga berencana memberikan stimulus ekonomi lainnya melalui pemotongan biaya pajak pembelian properti sebesar 50 persen bagi para pembeli hunian baru dengan harga maksimal Rp 10 miliar.
Pemotongan biaya ini rencananya hanya berlaku hingga akhir Juni 2021.
Menyikapi perkembangan terbaru ini, Head of Major Project Sales Crown Group Indonesia Herman Suwito mengungkapkan, proyek infrastruktur transportasi dan pendidikan ini akan kembali memperkuat posisi kota Melbourne sebagai sebagai kota paling layak huni di dunia seperti yang telah didapat di beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Jadi Saingan Raffi, Andre Taulany Bongkar Harga Rumah Mewahnya, Marshel Syok Singgung Celengan Ayam
“Proyek terbaru ini akan semakin memudahkan masyarakat Melbourne untuk selalu bergerak dan terhubung di masa yang akan datang dengan lebih cepat dan nyaman,” kata Herman Suwito, Rabu (12/2/2020).
Dia menjelaskan, aksesibilitas merupakan faktor penting dalam kriteria sebuah kota metropolitan.
“Airport Rail Link yang akan dibangun ini menghubungkan lebih dari 30 stasiun kereta termasuk Footscray, State Library, Town Hall, Anzac, Geelong hingga Traralgon,” ungkap Herman Suwito
Para komuter nantinya hanya menggunakan satu direct trip menuju bandara tanpa harus berganti kereta.
“Salah satu kawasan pemukiman yang paling terdampak positif secara signifikan adalah Southbank,” ujarnya.
Karena, selain telah memiliki rel trem yang menghubungkan Southbank dengan kawasan CBD dengan lebih cepat, stasiun kereta Anzac nantinya hanya berjarak sekitar 10 menit dengan berjalan kaki dari lokasi proyek terbaru Crown Group di Southbank.
“Masyarakat Southbank akan sangat dimanjakan dalam hal mobilitasnya,” tuturnya.
Nantinya, untuk mencapai bandara Tullamarine hanya dibutuhkan waktu kurang dari 30 menit saja apabila mengunakan airport rail link yang baru.
“Inilah mengapa saya sering mengatakan bahwa investasi properti itu selalu berbanding lurus dengan kebijakan pemerintah terkait infrastruktur," kata dia.
Dia menambahkan, tinggi rendahnya nilai investasi properti sangat dipengaruhi oleh fasilitas maupun infrastruktur yang terdapat di lingkungan sekitarnya.
"Ditambah dengan adanya rencana pemotongan pajak pembelian properti, ini menjadi salah satu magnet yang sangat kuat bagi para calon pembeli properti dari luar negeri khususnya Indonesia,” beber Herman.
Menteri Infrastruktur Transportasi Victoria, Jacinta Allan, juga menyatakan, mayoritas warga Victoria bisa mengakses bandara dengan menggunakan kereta dengan cepat.
Baca juga: Petani Desa Siman Kediri Sejahtera karena Menanam Bawang Sayur
“Hal ini akan memberikan masyarakat Victoria jalur transportasi tercepat ke arah bandara melalui Metro Tunnel, dengan lebih banyak kereta dalam frekwensi yang lebih sering,” kata Jacinta Allan.
Herman menambahkan, sebagai pengembang properti, Crown Group akan meluncurkan proyek hunian perdananya di kota Melbourne bernama Artis pada12 Desember 2020 mendatang khusus untuk pasar Indonesia.
Proyek ini akan mendahului kota-kota lainnya di Australia yang baru akan dilakukan di Maret 2021.
Artis akan berlokasi di jantung Kawasan Southbank di 175 Sturt Street. Dengan area seluas 2,076 meter persegi.
Properti ini akan terdiri dari 153 unit apartemen dan griya tawang dengan satu, dua dan tiga kamar tidur yang mewah.
Selain terdapat halte trem tepat di depan 175 Strut Street, ARTIS juga terletak hanya 10 menit berjalan kaki dari stasiun Anzac yang legendaris.
Sementara, kawasan Southbank sendiri adalah rumah bagi galeri yang paling banyak dikunjungi di Australia, Galeri Nasional Victoria, dan pusat seni pertunjukan terbesar di negara itu, Arts Centre Melbourne - rumah bagi Balet Australia, Orkestra Simfoni Melbourne, Perusahaan Teater Melbourne dan Opera Australia.
Menurut Direktur Pemasaran & Penjualan Crown Group Indonesia, Tyas Sudaryomo, secara historis semenjak medio 90-an, masyarakat Indonesia lebih mengenal kota Melbourne dibandingkan kota Sydney.
Khususnya masyarakat Indonesia yang berada di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar.
Jika merujuk jumlah siswa Indonesia yang melanjutkan studinya di ibukota Negara Bagian Victoria tersebut, living cost di Melbourne lebih terjangkau jika dibandingkan Sydney.
Harga per meter persegi hunian juga lebih rendah, juga dibandingkan dengan Sydney dan ini menjadi daya tarik bagi masyarakat Indonesia.