Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Krisis Utang Sirkuler di Pakistan Bebani Konsumsi Listrik Masyarakat

Utang sirkuler di Pakistan, dinilai menjadi tantangan kritis bagi sektor energi negara tersebut.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Krisis Utang Sirkuler di Pakistan Bebani Konsumsi Listrik Masyarakat
freepik
bendera pakistan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Utang sirkuler di Pakistan, dinilai menjadi tantangan kritis bagi sektor energi negara tersebut.

Sebab, implikasinya luas bagi sektor ekonomi, tata kelola, dan kehidupan sehari-hari warganya.

Dikutip dari Times of Oman, Senin (2/12/2024), krisis keuangan berasal dari inefisiensi, korupsi, dan tarif energi yang tinggi.

 

Hal tersebut membuat konsumen listrik sangat terbebani. Karena, berjuang di bawah beban berat sambil mengancam keberlanjutan infrastruktur listrik negara tersebut.

Apa itu utang sirkular?

Utang sirkuler di Pakistan mengacu pada kekurangan keuangan yang terakumulasi dalam rantai pasokan energi, di mana ketidakmampuan satu entitas untuk membayar kewajibannya memicu efek berjenjang dari iuran yang belum dibayar di seluruh sektor.

Siklus ini terutama melibatkan:

Perusahaan pembangkit listrik (GENCO): Tidak dibayar oleh perusahaan distribusi. Perusahaan distribusi (DISCO): Berjuang untuk memulihkan biaya dari konsumen karena inefisiensi, pencurian, atau tidak membayar.

Pemasok bahan bakar:

Berita Rekomendasi

Menghadapi keterlambatan pembayaran, yang memengaruhi pembangkitan listrik.  Reaksi berantai ini menyebabkan kemacetan finansial yang menghambat investasi, menyebabkan inefisiensi operasional, dan terus-menerus terjadi pemadaman listrik dan pemutusan beban.

Skala krisis

Krisis utang sirkuler di Pakistan telah lepas kendali selama dekade terakhir. Hingga tahun 2024, jumlahnya melebihi PKR 2,8 triliun (sekitar $10 miliar), menurut perkiraan pemerintah.

Jumlah ini terdiri dari subsidi yang belum dibayarkan, pembayaran yang tertunda kepada produsen listrik independen (IPP), dan kerugian dari inefisiensi distribusi.

Kontributor utama meliputi:

Kerugian sistem yang tinggi: Kehilangan jaringan dan pencurian daya berkontribusi signifikan terhadap kekurangan pendapatan.

Pembayaran subsidi yang tertunda: Pemerintah sering gagal mencairkan subsidi untuk menutupi selisih antara biaya produksi dan tarif konsumen.

Pembayaran kelebihan kapasitas: Perjanjian Pakistan dengan IPP mencakup pembayaran kapasitas—jumlah tetap yang dibayarkan kepada produsen listrik terlepas dari apakah listrik tersebut digunakan atau tidak.

Dampak pada konsumen listrik

Kenaikan tarif: Untuk mengimbangi kerugian pendapatan, pemerintah terus menaikkan tarif listrik.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas