Israel Ketakutan Hadapi Ancaman Teror Iran, Keluarkan Travel Advisory ke Warganya
Israel meminta agar kewaspadaan ditingkatkan, mengacu pada ancaman yang baru-baru ini disampaikan pejabat Iran terhadap Israel.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Dewan Keamanan Nasional (NSC) Israel mengeluarkan peringatan perjalanan (travel advisory) pada Kamis waktu setempat, untuk memperingatkan kepada warganya bahwa Iran mungkin akan mencoba menyerang mereka yang ada di luar negeri.
Lembaga ini meminta agar kewaspadaan ditingkatkan, mengacu pada ancaman yang baru-baru ini disampaikan pejabat Iran terhadap Israel.
Dalam travel advisory yang dirilis, NSC tidak merinci ancaman seperti apa yang disampaikan Iran, namun lembaga ini menyinggung pejabat Iran yang secara terbuka menyalahkan Israel terkait pembunuhan terhadap Ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh pada Jumat lalu.
Baca juga: Eks Kepala CIA John Brennan Sebut PM Israel Netanyahu Politikus Tak Punya Etika
Iran pun bersumpah untuk balas dendam kepada Israel. Kendati demikian, pejabat Israel enggan menanggapi tudingan tersebut.
Dikutip dari laman Times of Israel, Jumat (4/12/2020), Penasihat NSC mencantumkan negara-negara tetangga Iran yang diduga bisa menjadi lokasi penyerangan terhadap Israel.
Baca juga: Iran Tuduh Barat Dukung Israel atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh
Termasuk diantaranya Georgia, Azerbaijan dan Turki, serta dua mitra perdamaian Teluk baru Israel, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.
Selain itu, ada pula Kurdistan, Irak, negara Timur Tengah pada umumnya, juga seluruh negara di benua Afrika.
"Mengingat ancaman yang telah dibuat baru-baru ini oleh elemen Iran dan mengingat keterlibatan elemen Iran di masa lalu dalam serangan teroris di berbagai negara, ada kekhawatiran bahwa Iran akan mencoba bertindak dengan cara ini terhadap target Israel," kata penasehat tersebut.
NSC merekomendasikan agar mereka yang berencana bepergian ke luar negeri untuk meningkatkan kewaspadaan.
Warga Israel yang hendak pergi keuar negeri diharapkan mematuhi pedoman keamanan dari otoritas lokal, serta menjauh dari daerah yang ramai dan menghindari tempat yang tidak aman, area publik atau sekitar lembaga pemerintah.
Pernyataan itu juga melampirkan tautan ke situs web NSC yang menyarankan kepada semua calon pelancong untuk mengecek travel advisory terkait tujuan spesifik yang akan mereka datangi.
Pada hari Senin lalu, Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Israel Alon Ushpiz mengirimkan surat kepada semua misi diplomatik negara itu dan meminta mereka untuk waspada setelah terjadinya pembunuhan terhadap Fakhrizadeh.
Ushpiz menyerukan misi untuk mempertahankan tingkat kesiapan dan meningkatkan kewaspadaan dalam setiap aktivitas yang tidak biasa di area misi, rumah maupun pusat komunitas Yahudi dan Israel.
Sebelumnya, para pejabat Iran telah menuding Israel berada dibalik aksi pembunuhan terhadap Fakhrizadeh.
Israel telah lama diduga menargetkan ilmuwan senior Iran itu di tengah ketegangan atas program senjata nuklir Iran yang diawasi oleh Fakhrizadeh.
Pembunuhan ini pun kembali memancing ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran jelang lengsernya Donald Trump dari kursi Presiden AS.
AS selama ini dikenal sebagai sekuti Israel, dan pemerintahan Trump telah menarik diri dari perjanjian nuklir Iran.
Sementara itu, Presiden terpilih AS Joe Biden telah mengirim sinyal bahwa pemerintahannya dapat kembali ke kesepakatan nuklir Iran bersama negara kekuatan dunia.
Pentagon pada Sabtu pagi mengumumkan bahwa mereka mengirim kapal induk USS Nimitz kembali ke Timur Tengah.
Terkait peran Fakhrizadeh dalam pengembangan nuklir Iran, semasa hidupnya ia memimpin apa yang disebut sebagai program AMAD Iran.
Program ini diduga Israel dan Barat sebagai operasi militer untuk membangun senjata nuklir.