Bendera Israel 'Terima Kasih Mossad' Terlihat di Iran Beberapa Hari Setelah Kematian Fakhrizadeh
Beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) tampaknya mengkonfirmasi hipotesis Iran dengan mengatakan bahwa Fakhrizadeh dibunuh oleh intelijen Israel
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Terlepas dari peringatan dan kritik dari negara penandatangan lain, Trump pun menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018.
Pada tahun yang sama, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengklaim Iran sedang mengerjakan proyek rahasia untuk membuat bom nuklir.
Netanyahu menuduh bahwa Fakhrizadeh adalah Kepala program tersebut dan mengatakan kepada pendukungnya untuk 'mengingat nama itu'.
Presiden Terpilih pada Pemilu AS 2020 dari Partai Demokrat Joe Biden, telah memberikan isyarat bahwa dirinya bersedia menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.
Namun, pemerintahan Trump siap mengambil tindakan untuk mencegah Demokrat agar tidak membuat AS bergabung kembali dengan kesepakatan tersebut.
Trump disebut berencana 'menenggelamkan' Iran dalam sanksi, sehingga lebih sulit bagi Biden untuk mencabutnya.
Sebuah laporan dari The Wall Street Journal (WSJ) juga menyatakan bahwa Trump bahkan telah bertanya kepada penasihatnya terkait potensi serangan pada situs nuklir Iran.
Sementara Fakhrizadeh dibunuh hanya 11 hari setelah laporan dari WSJ.