Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satu Sukarelawan Alami Gangguan, Peru Hentikan Sementara Uji Klinis Vaksin Covid-19 Buatan China  

Peru menghentikan sementara uji klinis vaksin Covid-19 yang dibuat oleh raksasa farmasi China, Sinopharm karena ada 1 relawannya yang alami gangguan.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Satu Sukarelawan Alami Gangguan, Peru Hentikan Sementara Uji Klinis Vaksin Covid-19 Buatan China  
Zhang Yuwei / XINHUA / Xinhua via AFP
Seorang staf menampilkan sampel vaksin Covid-19 yang tidak aktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibukota China, 10 April 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, LIMA - Peru telah menghentikan sementara uji klinis vaksin Covid-19 yang dibuat oleh raksasa farmasi China, Sinopharm.

Penangguhan uji klinis ini setelah terjadi masalah serius neurologis pada satu sukarelawan.

"Beberapa hari yang lalu kami memberi sinyal, seperti yang kami wajibkan, kepada otoritas regulasi bahwa salah satu peserta kami (dalam uji coba) mempresentasikan gejala neurologis yang dapat sesuai dengan kondisi yang disebut sindrom Guillain-Barre," kata kepala peneliti German Malaga dalam komentar kepada pers, seperti dilansir AFP dan Channel News Asia, Minggu (13/12/2020).

Baca juga: Malaysia Tambah Pesanan Vaksin Covid-19 untuk Penuhi Kebutuhan 60 hingga 70 Persen Populasi

Sindrom Guillain-Barre adalah gangguan langka dan tidak menular yang mempengaruhi pergerakan lengan dan kaki.

Uji klinis di Peru untuk vaksin Sinopharm dilakukan terhadap sekira 12.000 orang.

Jika mereka berhasil, maka pemerintah Peru diperkirakan akan membeli hingga 20 juta dosis untuk memberikan vaksin pada dua pertiga populasinya.

Baca juga: Senin Besok Amerika Serikat Mulai Vaksinasi Covid-19 

Sebanyak 60.000 orang di seluruh dunia telah menerima vaksin Sinopharm, termasuk sukarelawan di Argentina, Rusia dan Arab Saudi.

Berita Rekomendasi

Peru memiliki satu di antara negara yang memiliki tingkat kematian per kapita tertinggi di dunia akibat virus, yang per Jumat telah menyebabkan 36.499 kasus kematian dan 979.111 kasus infeksi.

Pandemi juga telah memukul keras ekonomi negara Amerika Selatan itu, dengan PDB terjun bebas lebih dari 30 persen pada kuartal kedua.(AFP/CNA)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas