Biden-Harris Rebut 302 Suara Elektoral, Trump Tendang Jaksa Agung William Barr
Total di 49 negara bagian, Biden mendapatkan 302 suara elektoral, dan calon Partai Republik, Donald Trump, menerima 232 suara.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Partai Republik di negara-negara bagian ini mengadakan apa yang mereka sebut sebagai pemungutan suara pemilihan alternatif, secara simbolis memberikan suara mereka kepada Trump dan menantang kemenangan Biden.
Pemungutan suara Electoral College bukanlah langkah terakhir dalam proses pemilihan presiden, karena hasil pemungutan suara total dikirim ke Kongres AS untuk dihitung dan disertifikasi pada 6 Januari 2021. Presiden baru akan diambil sumpahnya pada 20 Januari , 2021.
Total hasil pemungutan suara 49 negara bagian, yang memberikan kemenangan kepada Joe Biden itu memuncaki perseteruan Trump dan William Barr.
Mereka semakin banyak berselisih dalam beberapa pekan terakhir, termasuk sikap diam Barr tentang penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap Hunter Biden, putra Joe Biden.
Trump juga jengkel karena Jaksa Agung William menyatakan tidak ada bukti kecurangan pemilih yang meluas pada Pilpres AS 3 November 2020.
Senin sore, ketika delegasi US Electoral College memberikan suara mereka untuk presiden atas nama negara bagian AS yang memenangkan Biden, Trump men-tweet William Barr telah selesai bekerja di pemerintahannya.
"Baru saja bertemu dengan Jaksa Agung Bill Barr di Gedung Putih. Hubungan kami sangat baik, dia telah melakukan pekerjaan luar biasa! Sesuai surat, Bill akan pergi sebelum Natal untuk menghabiskan liburan bersamanya. keluarga, "cuit Trump.
Trump menambahkan, Wakil Jaksa Agung Jeff Rosen akan naik menjadi penjabat jaksa agung untuk bulan terakhir masa kepresidenannya. Posisi Rosen akan diisi Richard Donoghue, wakil utamanya.
Dalam sebuah surat yang di-tweet oleh Trump, Barr memuji keberhasilan Trump selama empat tahun sebagai presiden, meskipun dia hanya menjabat sebagai Jaksa Agung kurang dari setengahnya.
Namun, dia tidak menjelaskan detail alasan ia pergi dari Gedung Putih. Barra hanya mengatakan akan menghabiskan beberapa minggu ke depan untuk menyelesaikan masalah penting dan pergi seperti yang telah dibahas.
Barr hanyalah pejabat administrasi Trump terbaru yang ditendang Donald Trump. Sebelumnya ada Mark Esper yang digusur dari posisi Menteri Pertahanan.
Berikutnya Christopher Krebs, mantan Kepala Cybersecurity dan Badan Keamanan Infrastruktur AS. Esper dipecat karena perselisihan penggantian nama pangkalan AS berdasarkan tokoh Konfederasi.
Sedangkan Krebs digusur karena pernyataan yang mirip William Barr, menyatakan kurangnya bukti campur tangan asing dalam pemilihan 3 November 2020.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)