Presiden China Xi Jinping Puji Sukses Misi China Mendarat di Bulan
Presiden Xi Jinping menyatakan eksplorasi antarplanet bertujuan bisa mengubah China menjadi kekuatan utama antariksa.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Kapsul itu membawa sampel yang dikumpulkan pesawat luar angkasa Chang'e-5. Direktur Badan Luar Angkasa Nasional China (CNSA), Zhang Kejian, menyatakan misi itu berakhir sempurna.
Atas sukses misi ini, China menjadi negara ketiga yang mampu mengambil sampel dari bulan, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet pada 1960-an dan 1970-an.
Sukses Kejar Ketertinggalan dari AS dan Rusia
Beijing ingin mengejar ketertinggalan Washington dan Moskow setelah menghabiskan beberapa dekade menjalankan riset .
Miliaran dolar digelontorkan untuk program luar angkasa yang dijalankan militer China. Target mereka berikutnya, mengirimkan misi berawak ke bulan.
Chang'e-5, dinamai berdasarkan mitos dewi bulan China, mendarat di permukaan bulan pada 1 Desember 2020. Pesawat itu ia juga mengibarkan bendera China.
Setelah dua hari bekerja di permukaan bulan, modul itu meninggalkan bulan. Ia menjalani operasi rumit kembali ke pesawat ruang angkasa yang membawa sampel itu kembali ke bumi.
Para ilmuwan berharap sampel tersebut akan membantu mereka mempelajari tentang asal-usul bulan, formasi, dan aktivitas vulkanik di permukaannya.
Misi Chang'e-5 adalah mengumpulkan dua kilogram (4,5 pon) material di area yang dikenal sebagai Oceanus Procellarum atau Ocean of Storms.
Menurut jurnal Nature, Oceanus Procellarum adalah dataran lava luas yang sebelumnya belum pernah dijelajahi siapapun.
Selain diteliti sendiri, China menyediakan beberapa sampel bagi para ilmuwan di negara lain. Demikian disampaikan Pei Zhaoyu, Wakil Direktur CNSA.
Xinhua menggambarkan misi tersebut sebagai salah satu yang paling menantang dan rumit dalam sejarah kedirgantaraan China.
Pesawat itu terdiri dari pesawat terpisah untuk sampai ke bulan, mendarat di atasnya dan mengumpulkan sampel, kembali dan kemudian mengembalikan bebatuan dan tanah ke bumi.
Kapsul kembali memasuki atmosfer bumi pada ketinggian sekitar 120 km (75 mil).