China Akan Vaksinasi 50 Juta Penduduknya Jelang Tahun Baru Imlek
China berencana memvaksinasi 50 juta penduduk kelompok prioritas tinggi sebelum Tahun Baru Imlek 2021.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Gigih
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengirimkan tim peneliti ke Wuhan untuk menyelidiki asal usul virus corona.
Dilansir The Guardian, diperkirakan tim ini tiba di Wuhan bulan depan.
Tim akan menyelidiki bagaimana virus corona baru berpindah dari hewan ke manusia dan apakah muncul lebih awal atau di lokasi berbeda dari perkiraan selama ini.
Fabian Leendertz, seorang ahli biologi di Institut Robert Koch Jerman dan anggota tim misi 10 orang WHO, mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka akan bekerja dengan ilmuwan China selama empat hingga lima minggu.
Kebanyakan ilmuwan mengira virus Sars-Cov-2 bermula dari hewan di China, kemungkinan besar kelelawar.
Kasus pertama kali ditemukan di Kota Wuhan pada akhir Desember 2019, terkait dengan pasar basah makanan laut.
Worldometers pada Jumat (18/12/2020) mencatat, Covid-19 telah menyebar di 218 negara dan 2 armada transportasi internasional.
Saat ini 75 juta lebih orang telah terjangkit, terhitung sejak awal pandemi.
Baca juga: KALEIDOSKOP INTERNASIONAL 2020: Impeachment Donald Trump, Film Parasite hingga Virus Corona di Wuhan
Baca juga: Wuhan Pulih dari Covid-19, Warganya Banggakan Ideologi Komunis China
Sebanyak 1,6 juta orang meninggal dan 52 juta lainnya berhasil sembuh.
Tim WHO akan melihat sampel medis yang disimpan dan sinar-X dari sebelum wabah pertama kali diketahui, untuk melihat apakah virus menyebar lebih awal.
Selain itu tim juga akan mengambil sampel dari kelelawar dan spesies lain untuk melacak hewan sumber pertama virus corona baru muncul.
"Kemudian untuk melihat ke mana jalur itu membawa kita, apakah itu kota lain atau apakah itu tetap di Wuhan atau kemana perginya," kata Leendertz.
Menurutnya, kemungkinan pasar Wuhan hanya peristiwa penyebaran virus besar pertama atau salah satu yang pertama.
"Ruang lingkup besar adalah mencoba mencari tahu apa yang terjadi," kata Leendertz.
"Bagaimana virus melompat dari hewan mana yang mungkin menjadi inang perantara dan kemudian ke manusia. Untuk merekonstruksi skenario."
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)