30 Persen dari Karyawan di Jepang Berusia 20 Tahunan Bekerja Melebihi Jam Kerja
Sekitar 30 persen dari karyawan umum di Jepang berusia 20-an jam kerjanya melebihi 80 jam sebulan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sekitar 30 persen dari karyawan umum di Jepang berusia 20-an jam kerjanya melebihi 80 jam sebulan. Ini merupakan tanda-tanda untuk kematian akibat kerja berlebihan (karoshi).
"30 persen karyawan muda usia 20 tahunan kerja lebih 80 jam sebulan, itu sangat berlebihan, dan sekitar 15 persen bahkan di usia 30-an," ungkap Taro Kono, menteri yang bertanggung jawab atas sistem kepegawaian nasional, Jumat (25/12/2020).
Jam kerja normal adalah 8 jam sehari, 40 jam seminggu atau 160 jam dalam sebulan.
Namun setelah dihitung jam kerja mereka rata-rata 160 + 80 = 240 jam sebulan.
Realitas jam kerja yang panjang bagi para birokrat muda menjadi sorotan.
Baca juga: Seorang Pria Tewas Setelah Mansion yang Ditempatinya di Tokyo Jepang Terbakar, Diduga Bunuh Diri
Pekerjaan umum adalah calon eksekutif dari instansi pemerintah pusat yang disebut "pegawai karir".
Menurut Biro Kepegawaian Kabinet, menjawab pertanyaan dari anggota parlemen, merencanakan kebijakan, dan merumuskan anggaran adalah faktor-faktornya.
Survei Oktober - November 2020 tersebut menargetkan sekitar 51.000 orang, tidak termasuk "pekerjaan yang ditentukan" dari semua kementerian dan lembaga, dan menyelidiki jam-jam yang dihabiskan di kantor sebelum waktu mulai dan setelah waktu berakhir.
Rata-rata masa kerja berlebihan harian semua staf adalah sekitar 2 jam.
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com