Pendukung Donald Trump Merasa Dikhianati saat Presiden Akui Kemenangan Biden & Kecam Insiden Capitol
Keputusan Donald Trump mengakui kekalahan dan berjanji melakukan transisi damai pasca penyerangan Kantor Kongres dikecam pendukungnya.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
"Palsu, palsu. Dia telah dikunci dari Twitternya, dia tidak bisa masuk. Dia tidak bisa masuk. Dia tidak bisa masuk hari ini, itu sudah ditutup selamanya," kata seseorang bernama Magafree.
"Dia punya rencana di sini, Presiden Trump tidak akan mundur semudah itu," tulis Brenda.
"Kita perlu berdiri teguh, berjaga dan berdoa. Sesuatu yang besar akan datang."
Sementara itu, situs-situs seperti Breitbart dan Daily Caller tampaknya mendukung konsensus Partai Republik yang semakin memusuhi Trump.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi Ingin Otoritas Nuklir Trump Dicabut
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, menginginkan otoritas nuklir yang dimiliki Presiden petahana AS Donald Trump agar dicabut.
Pelosi bahkan telah menghubungi militer terkait permintaannya ini.
Dilansir Vox.com, permintaan Pelosi ini masuk akal, mengingat pengaruh Trump yang menyebabkan kerusuhan di Gedung Kongres, Capitol.
Dalam sebuah surat kepada Demokrat DPR pada Jumat lalu, Pelosi mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa dia baru saja berbicara dengan Pentagon.
Dia membicarakan cara mencegah Trump yang disebutnya 'tidak stabil' agar tidak meluncurkan senjata nuklir di hari-hari terakhir jabatannya.
"Pagi ini, saya berbicara dengan Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley untuk membahas tindakan pencegahan yang ada untuk mencegah presiden yang tidak stabil memulai permusuhan militer atau mengakses kode peluncuran dan memerintahkan serangan nuklir," tulis Pelosi.
Baca juga: Nancy Pelosi Terpilih Kembali sebagai Ketua DPR Amerika Serikat
Baca juga: Donald Trump Tidak akan Menghadiri Pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS, Biden: Hal yang Bagus
Pelosi kemudian mengatakan kepada seluruh perwakilan Demokrat di DPR melalui telepon.
Pelosi mengatakan, Milley meyakinkannya ada pengamanan untuk mencegah presiden memerintahkan serangan nuklir secara ilegal.
Laporan ini dikonfirmasi oleh seorang jubir Kepala Gabungan yang menegaskan bahwa Pelosi berdiskusi soal proses otoritas komando nuklir dengan Milley.