Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Otoritas Rusia Tahan Alexei Navalny, Zhakarova Peringatkan Politisi Asing

Langkah penahanan Navalny kemungkinan akan memicu gelombang kritik barat terhadap Presiden Vladimir Putin.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Otoritas Rusia Tahan Alexei Navalny, Zhakarova Peringatkan Politisi Asing
IG Alexei Navalny
FILE - Alexei Navalny unggah foto di Instagram bersama istri dan kerabat dekatnya saat dirawat di RS MIliter Berlin. 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Polisi menahan tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, setibanya ia di Bandara Internasional Sheremetyevo Moskow dari Berlin, Jerman, Minggu malam waktu setempat, atau Senin (18/1/2021) dini hari WIB.

Navalny dilarikan ke rumah sakit Agustus 2020, setelah pingsan dalam penerbangan Siberia-Moskow. Pesawat mendarat di kota Omsk.

Ia lalu diterbangkan ke Berlin,Jerman atas desakan  oposisi dan Uni Eropa. Di rumah sakit itu Navalny dinyatakan telah diracun.  

Setelah sehat, Navalny bertekad pulang ke negaranya apapun konsekuensinya. Begitu masuk loket imigrasi, Navalny dicegat polisi lalu dibawa untuk diperiksa.

Baca juga: Uni Eropa Jatuhkan Sanksi pada Rusia atas Keracunan Alexei Navalny

Baca juga: Kremlin Kecam Sanksi Uni Eropa Terhadap 6 Pejabat Rusia Terkait Kasus Navalny

Baca juga: Kasus Novichok Alexei Navalny: Presiden Vladimir Putin Turun Tangan untuk Evakuasi Navalny ke Jerman

Langkah penahanan Navalny kemungkinan akan memicu gelombang kritik barat terhadap Presiden Vladimir Putin.

Navalny terancam dipenjara selama tiga setengah tahun karena diduga melanggar ketentuan hukuman penjara yang ditangguhkan.

Ruamh sakit militer Jerman menyatakan Navalny mendapatkan racun agen saraf Novichok. Temuan ini ditolak Kremlin.

Berita Rekomendasi

Pesawat Navalny dari Berlin dialihkan ke Bandara Moskow lainnya pada menit terakhir sebagai upaya nyata pihak berwenang menggagalkan pantauan jurnalis dan pendukung Navalny.

Setelah Navalny mengatakan berencana kembali ke Rusia, dinas penjara Moskow (FSIN) mengatakan akan melakukan segalanya untuk menangkapnya begitu dia kembali.

Navalny dituduh melanggar ketentuan hukuman penjara yang ditangguhkan karena penggelapan, kasus 2014. Pihak Navalny menyebut kasus ini direkayasa.

Tetapi politisi oposisi berusia 44 tahun itu tertawa dan bercanda dengan wartawan di pesawatnya, mengatakan dia tidak yakin dia akan ditangkap.

Tapi begitu masuk imigrasi, dia segera ditahan ketika menunjukkan paspornya kepada penjaga perbatasan sebelum secara resmi memasuki Rusia.

Adegan ini disaksikan wartawan Reuters. Istrinya, Yulia, juru bicaranya, dan pengacaranya diizinkan masuk ke negara itu.

FSIN mengatakan dalam sebuah pernyataan, Navalny telah ditahan karena dugaan pelanggaran hukuman penjara yang ditangguhkan dan akan ditahan sampai sidang pengadilan akhir bulan ini.

Navalny, salah satu kritikus domestik Vladimir Putin yang paling terkemuka, juga menghadapi potensi masalah dalam tiga kasus kriminal lainnya, yang semua menurut Navalny bermotif politik.

Navalny mengatakan Putin berada di balik aksi peracunan dirinya. Kremlin membantah terlibat, mengatakan belum melihat bukti dia diracun. Navalny juga disebut bebas kembali ke Rusia.

Aleksandra Godfroid dari Al Jazeera, melaporkan dari Moskow, Navalny memberikan pernyataan singkat sebelum pemeriksaan paspor.

Ia mengatakan senang bisa pulang, dan dia tidak takut. Penahanan Navalny langsung dikritik anggota Uni Eropa Lithuania, Latvia dan Estonia.

Ketiganya menyerukan "pemberlakuan tindakan pembatasan" terhadap Rusia setelah penangkapan Navalny. Seruan ini dicuitkan Menteri Luar Negeri Lithuania.

“Menahan Alexei Navalny oleh otoritas Rusia sama sekali tidak bisa diterima. Kami menuntut pembebasannya segera, ”kata Menlu Gabrielius Landsbergis.

“UE harus bertindak cepat dan jika dia tidak dibebaskan, kami perlu mempertimbangkan pengenaan langkah-langkah pembatasan sebagai tanggapan atas tindakan terang-terangan ini,” tambahnya.

Prancis menyatakan "sangat prihatin" atas penangkapan Navalny. Seorang juru bicara kementerian luar negeri Prancis mengatakan negara dan mitra Eropa "mengikuti situasi dengan kewaspadaan penuh dan menyerukan pembebasannya segera".

Menlu Italia juga menyebut penangkapan Navalny sebagai "masalah yang sangat serius".

Kritik tajam ini langsung dibalas juru bicara Kemenlu Rusia, Maria Zakharova. Ia mengingatkan, politisi asing harus fokus pada masalah domestik yang mereka hadapi dan menghormati hukum Rusia.

Dalam postingan Facebook Minggu malam, Maria Zakharova menanggapi Penasihat Keamanan Nasional Presiden terpilih Joe Biden Jake Sullivan yang menuntut Moskow "segera membebaskan" Navalny.

Selain menyerukan agar Navalny dibebaskan, Sullivan juga menuduh pemerintah Rusia melanggar hak asasi politisi tersebut, menggambarkan penahanannya sebagai "penghinaan terhadap orang-orang Rusia yang ingin suaranya didengar."

Zakharova memperingatkan Sullivan dan tokoh masyarakat asing lainnya yang terburu-buru untuk mengirim komentar yang telah disiapkan sebelumnya.

Mereka berusaha mempengaruhi sistem peradilan Rusia, dan Zhakarova menyarankan agar mereka fokus pada masalah rumah tangga negara mereka.

"Hormati hukum internasional, jangan mencampuri hukum nasional negara berdaulat dan menangani masalah domestik Anda sendiri," tulisnya.(Tribunnews.com/RussiaToday/Aljazeera/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas