Penjara Dilockdown hingga Keamanan Super Ketat: Berikut 5 Fakta Menarik Jelang Pelantikan Biden
Calon presiden dan wakil presiden terpilih Joe Biden dan Kamala Harris akan segera dilantik pada Rabu (20/1/2021).
Penulis: Ranum KumalaDewi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joe Biden dan Kamala Harris akan segera dilantik pada Rabu (20/1/2021).
Pelantikan adalah upacara resmi yang menandai awal masa jabatan presiden.
Acara ini berlangsung di Ibu kota Amerika Serikat (AS) Washington DC.
Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Jelang Pelantikan Joe Biden | Fakta Terbaru Tewasnya Christine Dacera
Baca juga: Trump-Melania Hina Biden dan Istri, Tak Sambut Mereka di Gedung Putih
1. Keamanan yang sangat Ketat
Berbagai persiapan telah dilakukan, salah satunya persiapan keamanan yang sangat ketat.
Dikutip dari edition.cnn.com (19/1/2021) beberapa pengamanan yang diberlakukan yaitu, tidak boleh ada kerumunan massa.
Di pelantikan presiden AS sebelumnya, sekitar 1 juta orang menyaksikannya langsung di ibu kota, tetapi kali ini tidak akan begitu.
Dinas Pertamanan Nasional akan menutup National Mall, ruang terbuka hijau antara Capitol dan Lincoln Memorial.
Dilaporkan tidak akan ada layar besar, tidak ada toilet, tidak ada panel tempat orang-orang berdiri, dan masyarakat tidak akan bisa turun ke mal tempat ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan presiden baru dilantik.
Penutupan telah diperintahkan untuk memastikan keselamatan dan keamanan di dalam area Acara Keamanan Khusus Nasional yang ditunjuk oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk pelantikan calon presiden Joe Biden.
Menjelang pelantikan, akses sebagian besar lalu lintas ke Washington DC diblokir.
Gedung Capitol, Gedung Putih, dan gedung-gedung utama lainnya akan dibarikade dan dijaga lebih dari 20.000 personel Garda Nasional bersenjata
Bukan tanpa alasan, karena sebelumnya terjadi kerusuhan di Gedung Capitol pada 6 Januari oleh massa pro-Trump, yang menghambat peresmian kemenangan Joe Biden di pilpres AS.
2. Trump Memilih Tidak akan Menemui Joe Biden
Donald Trump berencana meninggalkan Gedung Putih bersamaan saat rivalnya, Joe Biden dilantik menggantikan kekuasaannya.
Dikutip dari Kompas.com (19/1/2021), ia menolak untuk melakukan kontak dengan presiden dan ibu negara yang baru.
Bahkan saat upacara pelantikan berlangsung, Trump telah berencana akan meninggalkan Washington DC, pada pagi itu.
Trump akan berangkat menuju resor Palm Beach miliknya Joint Base Andrews pada Rabu pagi (20/1/2021).
3. Trump Akan Mengadakan Upacara Perpisahan secara Meriah
Trump akan mengakhiri kekuasaanya dengan menyelenggarakan upacara perpisahan secara meriah.
Dikutip dari theguardian.com (19/1/2021), Trump dilaporkan menginginkan parade militer yang mencolok dan perpisahan resmi angkatan bersenjata sebagai panglima tertinggi.
Acara perpisahan itu akan diselenggarakan dengan gaya militer dan ia serta ibu negara akan dikelilingi oleh para pendukungnya.
Upacara perpisahan presiden dan ibu negara itu tidak lepas dari penampilan korps bendera, band militer, penembakan kehormatan dengan meriam, dan karpet merah.
Dilaporkan bahwa teman-teman presiden AS ke-45, sekutu dan mantan pejabat pemerintahan telah mulai menerima undangan untuk upacara perpisahan Trump di Joint Base Andrews, menurut seseorang yang mengetahui undangan tersebut.
Para undangan tidak boleh membawa barang-barang termasuk senjata api, amunisi, bahan peledak, laser pointer atau mainan pistol.
Sebenarnya acara semacam itu pernah dilakukan oleh para presiden pendahulu.
Baca juga: Menteri Pertahanan Miller: Tidak Ada Indikasi Ancaman Orang Dalam Jelang pelantikan Biden
Baca juga: FBI Periksa Pasukan Penjaga Keamanan untuk Antisipasi Ancaman Jelang Pelantikan Joe Biden
Para presiden biasanya mengadakan beberapa acara sejenis di Andrews sebelum meninggalkan Washington.
4. Partai Republik Bay County Tidak Mengakui Kemenangan Biden
Dilansir oleh washingtontimes.com (19/1/2021), Partai Republik Bay County mengatakan tidak akan mengakui Presiden terpilih Joe Biden sebagai presiden terpilih yang sah kecuali Presiden Donald Trump mengakui bahwa pemilu 2020 adil.
Komite eksekutif organisasi Florida Panhandle memberikan suara bulan lalu, memutuskan bahwa para pejabatnya tidak boleh bekerja sama dengan pemerintahan Biden.
5. Seluruh Penjara Federal AS Lockdown
Dikutip dari kompas.com (19/1/2021), penjara federal di seluruh Amerika Serikat diberlakukan lockdown dan akses komunikasi narapidana dibatasi, menjelang pelantikan presiden terpilih Joe Biden.
Langkah-langah keamanan sedang ditingkatkan jelang hari pelantikan Joe Biden, dengan badan penegak hukum federal, negara, dan lokal mempersiapkan untuk kemungkinan lebih banyak kekerasan.
FBI juga telah menerima informasi yang mengindikasikan adanya "protes bersenjata", yang direncanakan akan dijalankan di seluruh 50 ibu kota negara bagian dan Gedung Capitol di Washingto DC.
Hal ini akan dilakukan dalam beberapa hari menjelang pelantikan Biden pada 20 Januari.
Shane Fausey, Presiden Dewan Penjara Lokal, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia mendukung lockdown nasional penjara.
(Tribunnews.com/Ranum Kumala dewi) (Kompas.com/Shintaloka Pradita Sisca)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.