8 FAKTA Pidato Perpisahan Trump, Singgung Kesepakatan Timur Tengah hingga Kutuk Aksi di Capitol AS
Dalam pidato perpisahannya, Trump menyoroti beberapa hal, mulai dari kesepakatan perdamaian di Timur Tengah yang diinisiasi AS hingga aksi di Capitol
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Kutuk Aksi di Capitol AS
Dalam pidato perpisahannya, Trump kembali mengutuk aksi kerusuhan yang terjadi di Capitol Hill pada 6 Januari 2021 kemarim.
Seperti diketahui, ribuan pendukung pro-Trump menyerbu gedung parlemen atau Capitol Hill AS, dalam upaya menghentikan Kongres mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS 2020.
Mengutip Sputnik News, Rabu (20/1/2021), Trump mengatakan, kekerasan politik di AS tidak boleh dibiarkan, terutama serangan yang terjadi di Capitol.
"Semua orang Amerika merasa takut melihat serangan di Capitol, kekerasan politik merupakan serangan terhadap mereka yang kami hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak akan pernah bisa ditolerir," tegas Trump.
Serukan agar Warga AS Doakan Pemerintahan yang Baru
Dalam video pidatonya, Trump menyoroti keberhasilan pemerintahannya di tengah pemakzulan atas tuduhan memicu kerusuhan di Capitol AS.
Trump menyerukan agar warga AS mendoakan pemerintahan yang baru.
"Minggu ini, kami meresmikan pemerintahan baru dan berdoa untuk keberhasilannya dalam menjaga keamanan dan kemakmuran Amerika," kata Trump dikutip dari NBC News
"Kami melakukan apa yang ingin kami lakukan di sini - dan lebih banyak lagi," mengacu pada pencapaian legislatif konservatif pemerintah.
"Di atas segalanya, kami telah menegaskan kembali gagasan suci bahwa di Amerika, pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat," katanya.
Baca juga: Goodbye, Trump Siap Serahkan Kekuasaan Kepada Pemerintahan Biden
Baca juga: Pidato Perpisahan, Trump Kembali Kutuk Aksi Kerusuhan di Capitol Hill
Singgung Soal Konspirasi Pemakzulan
Trump lagi-lagi membahas soal konspirasi yang membuat dirinya turun dari kursi kepresidenan.
Dia menyebut ada gejolak di Washington dan menjadikannya presiden AS ketiga yang dimakzulkan dan presiden pertama yang didakwa dua kali.
Baca juga: Trump Perintahkan Buka Dokumen Rahasia Penyelidikan Skandal Russia