Pelantikan Joe Biden Dimulai Pukul 22.00 WIB, Apa Saja yang Beda dari Acara Terdahulu?
Sebentar lagi Amerika Serikat akan menyambut Presiden dan Wakil Presiden baru, Joe Biden dan Kamala Harris.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sebentar lagi Amerika Serikat akan menyambut Presiden dan Wakil Presiden baru, Joe Biden dan Kamala Harris.
Biden dan Harris akan dilantik pada Rabu (20/1/2021) pukul 11.30 ET atau 23.30 WIB.
Disahkan di tengah pandemi, lantas apa saja yang berbeda dari acara pelantikan pada umumnya?
LA Times melaporkan, acara pengukuhan Joe Biden-Kamala Harris akan sangat berbeda karena pandemi Covid-19 yang telah merajai AS selama hampir setahun ini.
Selain itu, pengamanan juga diperketat pasca kerusuhan di Capitol AS untuk memboikot kemenangan Biden.
Aksi massa pro-Trump yang disebut sebagai pemberontakan ini dinilai sebagai serangan terburuk di Capitol sejak 1814.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, acara pelantikan Biden dimulai pada pukul 22.00 WIB.
Nantinya tidak akan ada 200.000 tamu istimewa yang ikut menyaksikan momen bersejarah ini di Capitol AS, atau ratusan ribu warga yang mengibarkan bendera di National Mall.
Baca juga: Pidato Perpisahan, Trump Siap Serahkan Jabatan dan Sebut Gerakan Politiknya Baru Saja Dimulai
Baca juga: Live Streaming Pelantikan Presiden-Wakil Presiden AS Joe Biden-Kamala Harris, Mulai Jam 22.00 WIB
Sebaliknya, pagar setinggi 12 kaki yang diatapi kawat berduri mengelilingi halaman Capitol yang dilindungi oleh 25.000 pasukan Garda Nasional.
National Mall ditutup untuk kendaraan dan pejalan kaki.
Sebagai gantinya, 200.000 bendera Amerika ditanam untuk mengenang lebih dari 400.000 warga AS yang meninggal karena Covid-19.
Sebagian besar pusat Kota Washington telah dibarikade dan dibatasi hanya untuk warga setempat.
Hanya sekitar 1.000 anggota Kongres, gubernur, dan kolega mereka yang hadir langsung dengan syarat tes Covid-19 lebih dahulu.
Upacara ini akan disiarkan langsung, disisipi beberapa video tanggapan atau komentar yang telah direkam sebelumnya.
Bintang pop Lady Gaga bakal menyanyikan lagu kebangsaan dan Jennifer Lopez juga akan tampil.
Kemudian Amanda Gorman, Pemenang Penyair Pemuda Nasional pertama di negara itu akan membacakan puisi.
Namun kali ini tidak akan ada Parade di Pennsylvania Avenue, yakni tradisi yang dilakukan presiden dan ibu negara untuk berjalan menuju Gedung Putih.
Sebaliknya, Biden akan dikawal saat menuju ke Gedung Putih dan parade virtual dari semua acara yang ada di akan digabungkan dan disiarkan bersama.
Beberapa pertunjukan yakni band militer dan drumline dari University of Delaware dan Howard University, almamater Joe Biden dan Kamala Harris.
Tidak ada makan siang di Capitol Rotunda dengan perwakilan dan senator.
Sebagian besar anggota DPR, Senat, dan tamu bahkan tidak akan diizinkan masuk ke Capitol selama Biden ada di sana.
Tidak akan ada pesta pelantikan atau inaugural balls, acara malam akan diisi program TV 'Celebrating America' yang akan dibawakan Tom Hanks selama 90 menit.
Baca juga: Tangis Joe Biden Saat Ucapkan Perpisahan Kepada Warga Delaware Sebelum Bertolak ke Gedung Putih
Baca juga: Prioritas Utama Joe Biden setelah Resmi Menjabat sebagai Presiden Amerika ke-46: Penanganan Covid-19
Pelantikan tidak sama seperti yang diinginkan Biden, dia tidak bisa naik kereta dari Delaware ke Washington karena alasan keamanan.
Akan ada jauh lebih sedikit jabat tangan ucapan selamat dan pelukan, sesuatu sulit bagi Biden, pria yang terkenal penuh kasih sayang.
"Tradisi sedemikian rupa sehingga presiden menganggapnya sebagai bagian dari tanggung jawab serius mereka untuk memastikan transisi kekuasaan yang mulus," kata Russell Riley, sejarawan kepresidenan di Universitas Virginia.
"Kita berada di lingkungan yang sangat berbeda sekarang."
Adapun Donald Trump, dia telah menegaskan tidak akan hadir dalam pelantikan itu.
Bahkan tindakannya ini dianggap akan menodai tradisi transisi presiden AS selama 150 tahun.
Di sisi lain, Wapres Mike Pence mengatakan akan berusaha hadir dan mewakili pemerintahan yang akan segera digantikan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)