Pidato Perpisahan, Trump Siap Serahkan Jabatan dan Sebut Gerakan Politiknya Baru Saja Dimulai
Presiden AS petahana Donald Trump dalam pidato perpisahannya berpesan hal ini untuk pemerintahan Joe Biden.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS petahana Donald Trump dalam pidato perpisahannya, berpesan hal ini untuk pemerintahan Joe Biden.
Dalam video pidatonya, Trump menyoroti keberhasilan pemerintahannya di tengah pemakzulan atas tuduhan memicu kerusuhan dan menyerukan warga AS untuk mendoakan pemerintahan yang baru.
"Minggu ini, kami meresmikan pemerintahan baru dan berdoa untuk keberhasilannya dalam menjaga keamanan dan kemakmuran Amerika," kata Trump dikutip dari NBC News.
"Kami melakukan apa yang ingin kami lakukan di sini - dan lebih banyak lagi," mengacu pada pencapaian legislatif konservatif pemerintah.
"Di atas segalanya, kami telah menegaskan kembali gagasan suci bahwa di Amerika, pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat," katanya.
Banyak pencapaian Trump yang akan dibalik oleh Joe Biden, diantaranya reformasi pajak, pemotongan peraturan, dan Kesepakatan Iklim Paris yang akan ditandatangani Biden lagi.
Baca juga: Goodbye, Trump Siap Serahkan Kekuasaan Kepada Pemerintahan Biden
Baca juga: Pidato Perpisahan, Trump Kembali Kutuk Aksi Kerusuhan di Capitol Hill
Trump lagi-lagi membahas soal konspirasi yang membuat dirinya turun dari kursi kepresidenan.
Dia menyebut ada gejolak di Washington dan menjadikannya presiden AS ketiga yang dimakzulkan dan presiden pertama yang didakwa dua kali.
Suami Melania ini mengaku sebagai presiden pertama dalam beberapa dekade yang tidak memulai perang.
Dia juga mengklaim agendanya "bukan tentang kanan atau kiri, ini bukan tentang Republik atau Demokrat" meskipun pemerintahannya condong ke sayap kanan.
Dalam pidato perpisahan, Trump kembali berbicara menentang kerusuhan Capitol setelah dia dimakzulkan lagi karena dianggap menghasut massa.
"Semua orang Amerika merasa ngeri dengan serangan di Capitol kami."
"Kekerasan politik adalah serangan terhadap semua yang kami hargai sebagai orang Amerika," katanya.
"Itu tidak pernah bisa ditoleransi," imbuh Trump.
Baca juga: Trump Perintahkan Buka Dokumen Rahasia Penyelidikan Skandal Russia
Di dalam pidatonya, Trump juga menyoroti penutupan akun media sosialnya pasca kerusuhan di Capitol.
Diketahui, kerusuhan massa pro-Trump di Capitol menewaskan beberapa orang, salah satunya aparat kepolisian.
Menyoal hal ini, Trump mengecam dan menyerukan persatuan untuk mengatasi dendam partisan.
Saat ini presiden AS ke-45 ini segera menghadapi persidangan pemakzulan ke-dua di Senat.
Adapun hukuman dari pemakzulan ke-dua adalah Trump tidak diizinkan memegang jabatan federal atau publik.
Kendati demikian, Trump malah menutup pidatonya dengan mengatakan bahwa gerakan politiknya (Make America Great Again) baru saja dimulai.
"Sekarang, saat saya bersiap untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan baru pada Rabu siang, saya ingin Anda tahu bahwa gerakan yang kami mulai baru saja dimulai," katanya.
Trump masih belum sepenuhnya menerima hasil pemilu pada November lalu.
Diketahui dia kalah dari kandidat Demokrat, Joe Biden.
Biden akan dilantik pada Rabu (20/1/2021).
Trump meninggalkan kantor dengan peringkat persetujuan 34%, rekor terendah diantara presiden lain sebelumnya.
Biden Emosional saat Tinggalkan Delaware
Joe Biden dan istrinya, Jill Biden meninggalkan negara bagian asal, Delaware pada Selasa (19/1/2021) untuk bertolak ke Washington.
Mantan senator yang telah menjabat selama 36 tahun dan mantan wapres Presiden Barack Obama itu akan segera diresmikan menjadi Presiden AS ke-46.
"Saat saya mati, Delaware akan tertulis di hati saya," katanya dalam pidato perpisahan yang emosional, dikutip dari BBC.
Pada Rabu ini, dia akan menuju ke Gedung Putih dan kemudian Capitol untuk pelantikannya pada pukul 12:00 (17:00 GMT).
Beda dengan pelantikan sebelumnya, hanya segelintir orang yang boleh datang langsung di acara tersebut.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)