Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pulse Oximeter, Pengukur Oksigen Tubuh Kini Banyak Dicari Warga Jepang

Gubernur Tokyo dan Gubernur Osaka sempat merekomendasikan agar semua warganya menggunakan oksimeter tersebut bahkan bisa dipinjamkan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pulse Oximeter, Pengukur Oksigen Tubuh Kini Banyak Dicari Warga Jepang
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Pulse Oximeter atau Oksimeter, pengukur oksigen tubuh manusia harga sekitar 2000 yen. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejak akhir bulan Desember 2020, Pulse Oximeter atau Oksimeter, pengukur oksigen tubuh manusia banyak dicari masyarakat di Jepang sebagai antisipasi pandemi corona.

"Dengan pengukuran oksimeter sangat bagus bagi deteksi awal jika ada yang tak benar dengan pernapasan kita. Terutama orang lanjut usia (70 tahun ke atas) sangat direkomendasikan, dan sehari dua kali dilakukan kalau bisa," papar dokter Yoshifumi Sugimoto, kepala klinik Sugimoto di Jepang baru-baru ini.

Gubernur Tokyo dan Gubernur Osaka sempat merekomendasikan agar semua warganya menggunakan oksimeter tersebut bahkan bisa dipinjamkan.

Pulse Oximeter atau Oksimeter, pengukur oksigen tubuh manusia harga sekitar 2000 yen.
Pulse Oximeter atau Oksimeter, pengukur oksigen tubuh manusia harga sekitar 2000 yen. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Harganya 2.000 yen meskipun ada juga yang ratusan yen saja.

Kobe misalnya telah menyiapkan sedikitnya 600 oksimeter untuk dibagi-bagikan kepada masyarakatnya.

"Kalau bisa dirawat di rumah sendiri silakan karena memang keberadaan tempat tidur di rumah sakit sudah sangat menipis," papar Toshizo Ido, Gubernur Kobe belum lama ini.

Berita Rekomendasi

Konsentrasi oksigen dalam darah yang diukur haruslah paling rendah 95 persen. Semakin rendah akan semakin bahaya.

Baca juga: Kawajin, Restoran Jepang Berusia 231 Tahun Resmi Ditutup 31 Januari 2021

Baca juga: Pandemi Covid-19, Jepang Tunda Terbitkan Koin 500 Yen

Namun jangan mencoba mengukur terlalu lama apalagi dengan menahan napas terlalu lama sehingga kadar oksigen akan menurun kemungkinan di bawah 95 persen.

Bernapas lah seperti biasaya saat melakukan pengukuran tersebut.

"Apabila kadar oksigen kita 93 persen atau bahkan lebih rendah lagi sudah membahayakan sebaiknya memanggil ambulans dan pemeriksaan lebih lanjut," tambahnya.

Pandemi corona terutama terkait pernapasan sehingga kadar oksigen pun dapat menjadi salah satu pilar pengukuran tingkat bahaya tubuh.

Dan oksimeter tersebut kini banyak dicari warga sehingga di beberapa toko di Jepang maupun toko online habis terjual.

Sementara itu Forum bisnis BBB akan membantu WNI yang ada di luar Jepang apabila ada yang ingin di vaksinasi di Jepang dapat menghubungi Forum tersebut lewat email: bbb@jepang.com dengan subject: Vaksinasi BBB.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas