Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Punya Banyak Cacat Produk, Jet Siluman F-35 Hadapi Masalah Serius

Jet siluman F-35 punya 13 cacat kategori 1 (paling serius) yang dapat menyebabkan kematian/cedera parah awak pesawat.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Punya Banyak Cacat Produk, Jet Siluman F-35 Hadapi Masalah Serius
Lockheed Martin/Jerusalem Post
Jet tempur siluman baru Israel, F-35, buatan Lockheed Martin, AS, dalam terbang uji coba. (Foto: Dok)(Lockheed Martin/Jerusalem Post) 

Catatan menunjukkan pada hari tertentu lebih dari 50% armada F35 terbang tanpa suku cadang RFI yang tepat, yang memerlukan pengandaran segera pesawat karena potensi bahaya.

Lockheed disalahkan karena memalsukan jumlah total jam terbang F35 tanpa suku cadang non-RFI, yang mengakibatkan biaya insentif kinerja yang dibayarkan kepada kontraktor sangat tinggi.

Lebih lanjut, jumlah yang dibebankan Lockheed kembali kepada pemerintah untuk suku cadang non-RFI tidak diketahui karena Lockheed belum melacak catatan dan sejauh ini menolak untuk bekerja sama dengan pemerintah.

Hull memperingatkan bahwa budaya perusahaan Lockheed yang buruk membahayakan masa depan program.

Terakhir, anggota Kongres Maloney juga memperingatkan praktik kontraktor yang tidak bertanggung jawab membahayakan nyawa pilot.

Pemerintah Australia memperkirakan masalah suku cadang yang sudah parah akan menjadi lebih buruk jika produsen pertahanan Turki didorong keluar dari program tersebut.

Antara kontraktor utama Lockheed dan pabrikan mesin Pratt & Whitney, sekitar 1005 suku cadang bersumber dari industry suku cadang Turki.

BERITA TERKAIT

DoD telah berusaha untuk mengganti pemasok suku cadang Turki, tetapi menemukan pabrikan baru tidak akan memproduksi pada tingkat yang diperlukan.

Selain itu, mesin F35 memiliki beberapa bagian penting yang hanya dapat diproduksi di Turki. Departemen Pertahanan memperkirakan Turki akan terus menjadi pemasok suku cadang penting hingga 2022.

Namun, orang harus melihat pada kerapuhan program mengingat kemungkinan bahwa Ankara dapat membalas sanksi CAATSA dengan memotong pasokan suku cadang untuk program tersebut.

Penjualan program JSF di masa mendatang berada dalam bahaya karena biaya yang melonjak dan jumlah kekurangan teknis yang luar biasa memaksa pelanggan potensial untuk mempertimbangkan kembali pengadaan mereka.

Pemesan Mulai Koreksi Jumlah atau Membatalkan

Komandan Marinir AS Jenderal David Berger mengindikasikan April lalu pemotongan F35 akan segera dilakukan pada saat korps tersebut fokus pada angkatan laut.

Korps saat ini memiliki empat skuadron F-35C, berlawanan rencana awal yaitu 10 skuadron. Angkatan Udara AS juga mengumumkan akan membeli lebih sedikit F35.

Mereka akan fokus pada F15 yang ditingkatkan kemampuannya oleh Boeing. Angkatan Udara juga telah mempertimbangkan perubahan yang dapat memengaruhi jumlah pesanan F-35.

Di luar negeri, pukulan besar program JSF adalah Kanada. Mereka membatalkan pesanan 65 jetnya pada 2015, memilih produk Boeing, F-18 sebagai gantinya.

Inggris, saat ini berkomitmen membeli hanya 48 F35, mengumumkan akan memangkas target 138 jetnya.

Italia telah memangkas pengadaan F-35 sendiri dari 121 pesawat menjadi hanya 90. Turki yang awalnya berniat membeli 100 F35, tapi batal atau dibatalkan oleh keberatan Washington.

Lebih buruk lagi, Inggris, Prancis, dan Jerman sekarang telah menyatakan niat mereka untuk bersama-sama mengembangkan jet tempur generasi ke-6 .

Angkatan Udara Kerajaan Inggris telah bekerja sama dengan kontraktor utama BAE System, Rolls Royce, dan Leonardo Italia.

Sisi lain, Washington mengumumkan bisa memblokir F35 Inggris jika Downing Street 10 tetap mengizinkan perusahaan telekomunikasi China Huawei membangun jaringan telepon seluler 5G dan Wi-Fi nasional negara itu.

Selain itu, Prancis (Dassault-Thales), Jerman (Airbus), Spanyol (Indra Systems) bergabung untuk mengembangkan Future Combat Air System (FCAS).(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas