2 Profesor Jepang Ungkap Program GoToTravel Ikut Picu Peningkatan Kasus Covid-19
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kampanye GoToTravel pemerintah Jepang ternyata ikut memberikan kontribusi peningkatan kasus Covid-19 di Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kampanye GoToTravel (GTT) pemerintah Jepang ternyata ikut memberikan kontribusi peningkatan kasus Covid-19 di Jepang.
"GTT mungkin telah memengaruhi tahap awal peningkatan jumlah orang yang terinfeksi virus corona terkait perjalanan pada Juli tahun lalu ketika langkah stimulus permintaan pariwisata pemerintah "Go To Travel" dimulai," ungkap dua profesor Jepang, Asami Anzai dan Hiroshi Nishiura dalam penelitiannya.
Makalah penelitian tersebut diumumkan oleh sebuah kelompok Universitas Kyoto setelah diterbitkan dalam jurnal medis internasional "Journal of Clinical Medicine" oleh sekelompok Profesor Hiroshi Nishiura dari Universitas Kyoto.
Kelompok tersebut menganalisis sekitar 4.000 orang yang terinfeksi virus corona yang dilaporkan dari 24 prefektur dari Mei hingga Agustus tahun lalu.
Baca juga: Mengintip Rahasia Pasukan Angkatan Laut Jepang di Kure Hiroshima
Baca juga: Sekkab Jepang Akui Kesulitan Jadwalkan Program Vaksinasi Covid-19
Dan sekitar 20 persen melakukan perjalanan atau menghubungi wisatawan sebelum timbulnya penyakit.
Itu artinya ada orang yang terinfeksi virus corona yang terkait.
Sebagai hasil dari analisis rinci dengan metode membandingkan tingkat insiden untuk setiap periode, 127 orang terinfeksi terkait perjalanan dalam lima hari dari 22 Juli 2020 ketika "Go To Travel" dimulai, dan tingkat insidennya sebelumnya.
Ternyata 1,44 kali lebih tinggi dari 5 hari dalam seminggu.
Lebih lanjut, jika tujuan perjalanan hanya untuk pariwisata, kejadiannya 2,62 kali lebih tinggi dari lima hari minggu sebelumnya.
"Dalam makalah ini, tidak mungkin untuk menentukan apakah "Go To Travel" menyebabkan penyebaran infeksi hanya dengan analisis ini saja, karena ada perbedaan informasi publik tergantung pada wilayahnya. Tetapi hal itu mempengaruhi peningkatan infeksi, setidaknya di tahap awal," tambah kedua profesor itu.
Kelompok peneliti tersebut mengatakan lebih banyak bukti ilmiah diperlukan untuk menemukan kebijakan yang seimbang antara pengendalian infeksi dan pemulihan kegiatan ekonomi.
Sementara itu Forum bisnis BBB akan membantu WNI yang ada di luar Jepang apabila ada yang ingin divaksinasi di Jepang dapat menghubungi Forum tersebut lewat email: bbb@jepang.com dengan subject: Vaksinasi BBB.