Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rekam Jejak Aung San Suu Kyi, Dari Tahanan Politik Jadi Penguasa Hingga Dikudeta dan Ditahan Militer

Mata di dunia saat ini mengarah ke Myanmar setelah militer mengambil alih kekuasaan dan menahan pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi, Senin (1/2/2021).

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Rekam Jejak Aung San Suu Kyi, Dari Tahanan Politik Jadi Penguasa Hingga Dikudeta dan Ditahan Militer
DNA India/AFP
Aung San Suu Kyi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, NAYPYDAW - Mata di dunia saat ini mengarah ke Myanmar setelah militer mengambil alih kekuasaan dan menahan pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi, Senin (1/2/2021).

Linimasa langsung dipenuhi ucapan dukungan dan seruan agar militer Myanmar membebaskan Aung San Suu Kyi.

Kecaman pun mengalir atas tindakan militer Myanmar yang melakukan kudeta terhadap kekuasaan Aung San Suu Kyi.

Banyak orang mengulas perjalanan Aung San Suu Kyi dari tahanan politik menjadi pemimpin bangsanya di Myanmar.

Baca juga: Jenderal Min Aung Hlaing Pimpin Kudeta Militer Myanmar, Ini Sosok dan Perannya dalam Politik Burma

Berikut peta perjalanan Aung San Suu Kyi seperti dilansir dari Reuters, Senin (1/2/2021):

19 Juni 1945: Suu Kyi, putri pahlawan kemerdekaan Myanmar Jenderal Aung San, lahir. Ayahnya dibunuh ketika dia berusia dua tahun.

BERITA TERKAIT

1988: Dia kembali ke Myanmar untuk merawat ibunya yang sekarat dan terlibat dalam aksi protes nasional terhadap puluhan tahun pemerintahan militer.

1989: Setelah menghancurkan aksi protes dan menewaskan ribuan orang, militer menempatkan Suu Kyi di bawah tahanan rumah, sebagai tahanan politik.

Baca juga: Rekam Jejak Aung San Suu Kyi, Tokoh Nasional Myanmar yang Ditangkap Militer

1991: Saat ditahan di rumah tepi danau, di Yangon, ia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian.

1995: Dia dibebaskan dan secara berbicara kepada massa yang berkumpul di luar gerbang rumahnya.

1999: Suaminya, cendekiawan Inggris Michael Aris, meninggal karena kanker.

2000: Dia ditahan lagi selama 19 bulan.

2003: pro-junta menyerangnya dan membunuh beberapa pendukungnya.

Baca juga: PROFIL Jenderal Pemimpin Kudeta di Myanmar, Dikenal Juga Sebagai Otak Pembantaian Etnis Rohingya

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas