Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tenaga Medis dari 70 Rumah Sakit di Myanmar Mogok Kerja sebagai Bentuk Protes atas Kudeta Militer

Sejumlah staf rumah sakit di Myanmar berhenti bekerja pada Rabu (3/2/2021) untuk ambil bagian dalam "kampanye pembangkangan sipil."

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in Tenaga Medis dari 70 Rumah Sakit di Myanmar Mogok Kerja sebagai Bentuk Protes atas Kudeta Militer
STR / AFP
Staf medis memberi hormat tiga jari dengan pita merah pada seragam mereka di Rumah Sakit Umum Yangon di Yangon pada 3 Februari 2021 ketika seruan untuk pembangkangan sipil semakin marak menyusul kudeta militer yang menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. 

Aung San Suu Kyi telah menghabiskan hampir 15 tahun dalam tahanan saat berkampanye melawan aturan militer sebelum dibebaskan pada 2010.

Di Myanmar, Aung San Suu Kyi secara luas dihormati sebagai pahlawan wanita demokrasi, meskipun ada kecaman internasional atas perlakuannya terhadap Rohingya.

Partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi, telah menyerukan pembebasannya dan mendesak militer untuk mengakui hasil pemilu November lalu, yang dimenangkan oleh NLD dengan telak.

Diberitakan sebelumnya, militer Myanmar mengumumkan keadaan darurat negara selama satu tahun setelah menyingkirkan Aung San Suu Kyi, pemimpin yang terpilih secara demokratis.

Anggota pemerintah militer melakukan kudeta hari Senin (1/2/2021) dengan menuduh kecurangan pemilu yang meluas yang dimenangkan oleh National League for Democracy (NLD) Aung San Suu Kyi, partai yang pada tahun 2015 telah mendirikan pemerintahan sipil pertama dalam setengah abad.

Kudeta tersebut memicu kecaman global.

PBB menyebutnya sebagai pukulan serius bagi reformasi demokrasi di negara tersebut.

Berita Rekomendasi

Berikut fakta-fakta yang diketahui sejauh ini tentang krisis di Myanmar, seperti yang dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Inggris Panggil Duta Besar Myanmar Sikapi Kudeta Militer Terhadap Pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca juga: VIRAL Wanita Senam Aerobik di Depan Kompleks Parlemen Myanmar, Tak Sadar Ada Kudeta di Belakangnya

Apa yang Terjadi?

Para migran Myanmar memegang potret Aung San Suu Kyi saat mereka mengambil bagian dalam demonstrasi di luar kedutaan Myanmar di Bangkok, Thailand pada 1 Februari 2021, setelah militer Myanmar menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam sebuah kudeta.
Para migran Myanmar memegang potret Aung San Suu Kyi saat mereka mengambil bagian dalam demonstrasi di luar kedutaan Myanmar di Bangkok, Thailand pada 1 Februari 2021, setelah militer Myanmar menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam sebuah kudeta. (Lillian SUWANRUMPHA / AFP)

Para jenderal mengambil langkah beberapa jam sebelum Parlemen dijadwalkan duduk untuk pertama kalinya sejak kemenangan telak NLD dalam pemilihan 8 November lalu, yang dipandang sebagai referendum pada pemerintahan demokratis baru Aung San Suu Kyi.

Sementara itu, Aung San Suu Kyi dan tokoh NLD lainnya ditahan dalam penggerebekan dini hari.

Sambungan telepon dan internet di ibu kota, Naypyitaw, dan pusat komersial utama Yangon terputus dan televisi pemerintah mati.

Siapa yang Bertanggung Jawab?

Pengumuman yang dibacakan di Myawaddy TV milik militer mengatakan militer akan menguasai negara selama satu tahun.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas