Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Detik-detik Gletser Himalaya Longsor, Terdengar Suara seperti Siulan lalu Berubah Jadi Gemuruh

Gletser Himalaya longsor pada Minggu (7/2/2021). Seorang korban selamat menceritakan detik-detik bagaimana gletser longsor.

Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Detik-detik Gletser Himalaya Longsor, Terdengar Suara seperti Siulan lalu Berubah Jadi Gemuruh
KK Productions via AP
Banjir besar berisi air, lumpur dan puing-puing yang mengalir di Distrik Chamoli setelah sebagian gletser longsong di Himalaya memutus daerah Tapovan di negara bagian utara Uttarakhand, India, pada Minggu (7/2/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Gletser Himalaya di India Utara longsor pada Minggu (7/2/2021).

Seorang pekerja bernama, Rajesh Kumar, yang berhasil selamat, menceritakan pengalamannya.

Rajesh yang sempat terjebak longsor mengatakan awalnya ia mendengar suara siulan.

Suara siulan tersebut kemudian berubah menjadi gemuruh air yang menjebak belasan orang di terowongan Himalaya.

Sampai berita ini diunggah 18 orang dipastikan tewas pada Senin (8/2/2021), dan 200 lainnya masih hilang.

Baca juga: Gletser Himalaya Longsor dan Memicu Banjir Besar di India, Setidaknya 145 Orang Hilang

Baca juga: Gletser di Himalaya Ambrol dan Terjang Bendungan, Ratusan Orang Hilang

Gletser yang longsor di lereng gunung memicu banjir bandang di lembah-lembah negara bagian Uttarakhand.

Banjir lalu menerjang kompleks di tempat Kumar dan rekan-rekannya bekerja, sekitar 300 meter di dalam terowongan.

Berita Rekomendasi

"Kami tidak merasa akan selamat," kata pria 28 tahun itu kepada AFP dari ranjang rumah sakitnya.

"Tiba-tiba ada siulan... ada teriakan, orang menyuruh kami keluar. Kami mengira itu api."

"Kami mulai berlari tapi air menyembur masuk. Seperti film Hollywood," kenang Kumar.

Dia dan rekan-rekannya lalu berpegangan pada tiang-tiang scaffolding di terowongan selama empat jam, menjaga kepala mereka tetap di atas air dan puing-puing, serta saling menyemangati.

"Kami terus saling menyemangati - apapun yang terjadi, kami tidak boleh melepaskan tiangnya."

"Puji syukur tangan kami tidak lepas," kata Kumar.

Saat banjir sampai ke lembah, air di terowongan mulai surut, tetapi menyisakan puing-puing dan lumpur setinggi 1,5 meter lebih.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas