Pasukan Irak Temukan Gudang Bom Kelompok ISIS di Provinsi Al Anbar
Petempur ISIS bermaksud menggunakan gudang tersebut untuk operasi teroris di distrik Heet, Fallujah dan Ramadi di Kegubernuran Anbar.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT – Intelijen Irak mengumumkan telah menyita penyimpanan utama bahan peledak Negara Islam (ISIS/ISIL/IS/Daesh) di Kegubernuran Al-Anbar.
Badan intelijen tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diperoleh Sputnik Arab, Direktorat Intelijen Anbar Kementerian Dalam Negeri menggelar operasi itu di distrik Heet dan Kbisa.
Dikutip Al Masdar News, Senin (8/2/2021), badan tersebut mencatat petempur ISIS bermaksud menggunakan gudang tersebut untuk operasi teroris di distrik Heet, Fallujah dan Ramadi di Kegubernuran Anbar.
Lebih lanjut, mereka mengungkapkan yang ditemukan di dalam gudang termasuk (20) perangkat perekat magnetik dan (10) sabuk peledak, bersama dengan berbagai macam bahan peledak seperti granat.
Baca juga: Sel-sel ISIS Klaim Hantam Tentara Suriah dan Kelompok Paramiliter Irak
Baca juga: Pemboman di Irak: ISIS Akui Pihaknya Berada di Balik Serangan Bom Bunuh Diri Kembar di Baghdad
Agensi keamanan mengonfirmasi materi yang disebutkan di atas telah dinonaktifkan dan akan dikirim ke otoritas yang berwenang.
Badan Intelijen Irak menambahkan operasi tersebut dilakukan melalui aktivasi upaya intelijen dan berdasarkan informasi intelijen yang akurat oleh sumbernya.
Emir ISIS di Baghdad Utara Telah Dilumpuhkan
Perkembangan lainnya, Unit Mobilisasi Populer (Hashd Al-Sha'abi/PMU) mengumumkan telah mengeliminasi emir ISIS di Baghdad utara.
PMU mengatakan, Komando Operasi Kegubernuran Anbar Timur berhasil membunuh para pemimpin negara Islam di utara Distrik Fallujah.
Pernyataan tersebut menyebutkan, emir Baghdad utara dan al-Karma disebut bernama Muhannad Ahmad Habib. Tangan kanannya, Omar Abdel-Kassar, juga tewas.
Pasukan pemerintah Irak dan paramiliter PMU sedang melakukan operasi keamanan ekstensif terhadap organisasi teroris tersebut.
Frekuensinya meningkat setelah dua pemboman teroris di pusat ibukota, Baghdad, yang menewaskan dan melukai puluhan orang.
Pekan lalu, serangkaian peristiwa penting terjadi di Suriah, Irak, dan Iran. Bom besar meledak di kawasan industri Afrin, perbatasan Suriah-Turki, Sabtu (30/1/2021).
Ledakan ini menewaskan sekurangnya lima orang, belasan lainnya luka-luka. Di hari yang sama, pentolan kelompok radikal Islamic State (ISIS) Irak, Abu Yassir al-Islawi, tewas di dekat Kirkuk.
Rangkaian kabar ini dilansir jaringan berita Al Masdar News berbasis di Beirut, Lebanon, Minggu (31/1/2021).
Sementara, pesawat komersial Turki Arilines, yang dalam rute penerbangan Istanbul-Teheran, tiba-tiba dialihkan mendarat di Baku, Azerbaijan.
Kabar awal, pengalihan penerbangan itu terkait meraungnya sirine bahaya di Teheran. Namun Fars News menyebut hal itu disebabkan factok cuaca buruk; suhu dingin, hujan dan berkabut.
Ledakan Bom di Kota Afrin yang Diduduki Turki
Setidaknya lima orang telah tewas dan lebih dari 20 lainnya cedera ketika sebuah bom mobil meledak di kota Afrin, Suriah utara. Pernyataan ini disiarkan Kementerian Pertahanan Turki.
Kementerian itu mengatakan, ledakan terjadi di sebuah lokasi industri di pusat kota dan melukai 22 orang.
Kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah Turki mengatakan jumlah korban tewas enam, mengutip sumber-sumber lokal di wilayah tersebut, menambahkan setidaknya 25 orang telah terluka.
Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Tetapi Kemenhan Turki menyalahkan serangan itu pada pejuang Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) Suriah.
Ankara menganggap YPG sebagai kelompok "teroris" yang terikat kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang pemerintah Turki.
Kelompok ini semula menguasai Afrin, dan telah melakukan beberapa serangan ke wilayah Turki. Pasukan Turki dan kelompok proksinya di Suriah, kemudian merebut Afrin pada 2018.
Meski tentara Turki dan kelompok bersenjata proskinya menguasai Afrin, tetapi kota dan bagian lain wilayah itu secara teratur diguncang aksi pemboman semacam itu.
Ankara sekarang mempertahankan kehadiran militer yang besar di daerah itu, mengerahkan ribuan pasukan di daerah kantong pemberontak terakhir di Suriah.
PKK, yang ditetapkan sebagai kelompok "teroris" oleh Turki, AS dan Uni Eropa, mengangkat senjata melawan negara Turki sejak 1984.
Lebih dari 40.000 orang telah tewas dalam konflik tersebut, yang berpusat di Turki tenggara.
Pentolan ISIS Tewas di Kirkuk Irak
Juru bicara Operation Inherent Resolve of the International Coalition, Kolonel, Wayne Marotto mengumumkan pada Jumat (29/1/2021), rincian pembunuhan pemimpin ISIS di Irak, Abu Yasir Al-Issawi.
“Abu Yasir, pemimpin paling senior Daesh di Irak, tewas dalam serangan udara di dekat Kirkuk, 27 Januari 2021,” tulis Wayne Marotto di akun Twitternya.
Operasi gabungan itu menurut Marotto, mengakibatkan kematian 10 teroris ISIS/Daesh. Kematian Yasir diyakini pukulan mematikan terkait kebangkitan aktivitas ISIS/Daesh di Irak.
“Koalisi akan terus mengeluarkan para pemimpin kunci dari medan perang dan menurunkan organisasi teroris. Teroris, Anda tidak akan pernah hidup damai, Anda akan dikejar sampai ke ujung bumi,” tambah Marotto.
Pada hari Kamis, Perdana Menteri Irak, Mustafa Al-Kazemi, mengumumkan pembunuhan Abu Yasir Al-Issawi, wakil pemimpin organisasi teroris dalam operasi intelijen kualitatif.
Al-Kazemi mengatakan dalam sebuah tweet: "Rakyat Irak, jika mereka berjanji akan dipenuhi, dan geng teroris ISIS telah mengancam kami dengan tanggapan yang mengejutkan."
“Tanggapan datang dari para pahlawan kita untuk melenyapkan pemimpin Liga Jahat, atau siapapun yang menyebut dirinya (wakil khalifah dan gubernur Irak) dalam organisasi, Abu Yasir al-Issawi, dalam operasi intelijen kualitatif,” imbuh Al-Kazemi.
Seminggu lalu, tentara Irak mulai melancarkan Operasi "Revenge of the Martyrs", yang berhasil menggagalkan rencana ISIS untuk melakukan operasi bunuh diri di berbagai tempat di Irak.
Operasi digelar setelah anggota ISIS Irak melakukan serangan bunuh diri di sebuah pasar barang bekas di Baghdad, menewaskan sekurangnya 32 orang, termasuk polisi dan tentara Irak.
Pesawat Turki ‘Divert’ ke Baku Azerbaijan
Penerbangan Turkish Airlines dari Istanbul ke Teheran mendadak dialihkan ke Baku Azerbaijan pada Jumat, karena muncul laporan sirene serangan udara terdengar di Teheran, ibu kota Iran.
Menurut data Flightradar 24, pesawat tersebut berhasil mendarat di Bandara Heydar Aliev Baku setelah membuat beberapa putaran di langit Teheran.
Bandara Khomeini di Teheran menyatakan pesawat telah dialihkan karena kondisi cuaca, seperti dikutip kantor berita berita Fars.
Kantor berita Tasnim menggambarkan cuaca di ibu kota Iran itu dingin, hujan dan berkabut.
Wakil Gubernur Teheran untuk keamanan, Hamidreza Goodarzi, mengatakan kepada Mehr News sirene udara tidak ada kaitan dengan penerbangan di bandara Teheran.
Suara sirine terdengar karena sedang ada tes sistem. “Suara ini disebabkan aktivasi sistem suara dari salah satu organisasi di sekitar kota,” katanya kepada Mehr.
"Sekarang sistem ini dinonaktifkan dan tidak perlu khawatir," katanya. Menurut laporan tersebut, ada beberapa pemadaman listrik di ibu kota Iran.
Pada Jumat, pengguna media sosial membagikan video online, di mana seharusnya sirene serangan udara dapat terdengar di beberapa bagian ibu kota Iran.
Sirene tersebut dilaporkan terdengar di daerah bernama Shahr Ara dan Marzdaran. Sebelumnya, pengguna media sosial mencatat ada pesawat dari Riyadh dialihkan karena alasan yang tidak diketahui.(Tribunnews.com/AlMasdarNews/xna)