Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putri Abu Mahdi Al Muhandis Ungkap Kiprah Jenderal Qassem Soleimani dan Ayahnya

Jenderal Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis memainkan peran berpengaruh dalam pertempuran negara dan Suriah melawan kelompok teror takfiri ISIS.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Putri Abu Mahdi Al Muhandis Ungkap Kiprah Jenderal Qassem Soleimani dan Ayahnya
AHMAD AL-RUBAYE / AFP
Seorang anak laki-laki Irak membawa potret komandan Irak Abu Mahdi al-Muhandis dan komandan Pengawal Revolusi Iran Qasem Soleimani selama demonstrasi di lingkungan Shoala barat Baghdad pada 1 Januari 2021, menuntut pengusiran pasukan AS dari Irak dan menyerukan balas dendam atas pembunuhan tersebut. al-Muhandis dan Soleimani, menjelang peringatan 3 Januari serangan drone AS. Pada 3 Januari, Irak akan menandai satu tahun sejak serangan pesawat tak berawak AS menewaskan komandan Irak Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepala jaringan paramiliter Hashed Al-Shaabi yang bersekutu dengan Teheran, bersama Soleimani, kepala operasi elit eksternal Iran. Pengawal Revolusi, hampir memicu konflik yang masih dikhawatirkan banyak orang. 

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Putri mendiang Wakil Komandan Pasukan Mobilisasi Populer Irak (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis, mengatakan ayahnya dan Jenderal Qassem Soleimani memberi suntikan baru ke front perlawanan asing.

Putri Martir Perang Irak
MARTIR IRAK - Manar Al e-Ibrahim, putri mendiang pemimpin paramiliter Hasd al-Shaabi atau Popular Mobilization Unit (PMU) Irak menyebut hubungan atyahnya dengan Jenderal Qassem Soleimani bak saudara. Kematian keduanya dipercaya menyuntikkan semangat perlawanan menghadapi agresi asing.

“Hubungan erat antara kedua martir dimulai pada akhir 1990-an ketika martir Abu Mahdi menjadi komandan Organisasi Badr di Irak dan martir Soleimani adalah komandan Pasukan Qods IRGC,” kata Manar Al-e Ebrahim, putri Jamal Al- e Ebrahim, nama asli Abu Mahdi al Muhandis, Minggu (14/2/2021).

“Saya tahu mereka melihat satu sama lain sebagai saudara,” tambahnya dikutip kantor berita Iran, Fars News Agency.

Manar mengatakan pada akhir 2002, beberapa bulan sebelum AS memulai agresi militer terhadap Irak, ayahnya mengundurkan diri dari kepemimpinan Organisasi Badr dan keanggotaan di Dewan Tertinggi Islam Irak.

Ia tidak ingin menjadi bagian dari perundingan dengan AS. "Martir Abu Mahdi memainkan peran penting dalam kancah politik Irak dan kemartirannya oleh AS membuat marah pasukan perlawanan di wilayah itu," kata Manar.

Baca juga: Pengadilan Iran-Irak Sepakat Buru Para Pembunuh Jenderal Qassem Soleimani

Baca juga: Iran Incar Donald Trump dan 47 Pejabat AS yang Berperan Bunuh Jenderal Qassem Soleimani

Baca juga: Drone AS yang Bunuh Jenderal Qassem Soleimani Diberi Izin Terbang oleh Otoritas Irak

"Setelah dimulainya serangan ISIL dan pendudukan hampir sepertiga wilayah Irak, martir Abu Mahdi menulis surat kepada pasukan jihadi yang melawan AS, mengundang mereka untuk bergabung dengan front perlawanan," tambahnya.

“Abu Mahdi percaya AS tidak berniat mengakhiri kehadiran ISIS dan hanya ingin mengatur apa yang disebut perang saudara. Karena alasan ini, syuhada Abu Mahdi menolak untuk mengerahkan pasukan Hashd al-Shaabi di zona operasional mana pun di mana pesawat Amerika berada,” kata Manar.

Berita Rekomendasi

Jenderal Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis memainkan peran berpengaruh dalam pertempuran negara-negara Irak dan Suriah melawan kelompok teror takfiri paling terkenal di dunia, ISIL dan Al Qaeda.

Pembunuhan di Baghdad Atas Perintah Presiden Trump

Situs berita Russia Today (RT) News mendapatkan gambaran detik-detik pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Al Quds Garda Republik Iran.
Situs berita Russia Today (RT) News mendapatkan gambaran detik-detik pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Al Quds Garda Republik Iran. (Twitter @BarzanSadiq)

Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Bandara Internasional Baghdad di Irak pada 3 Januari 2020, atas perintah Presiden AS Donald Trump.

Lima orang Iran dan lima orang militer Irak menjadi martir oleh rudal yang ditembakkan pesawat tak berawak AS di Bandara Internasional Baghdad.

Pada 8 Januari 2020, dan setelah upacara pemakaman Jenderal Soleimani, Pasukan Dirgantara IRGC memulai serangan rudal balistik skala besar.

Sasaran serangan pangkalan udara Ein Al-Assad di Irak barat daya dekat perbatasan Suriah yang digunakan pasukan AS.

Target lainnya, pangkalan udara yang dioperasikan AS di Erbil sebagai pembalasan atas pembunuhan Jenderal Soleimani oleh AS.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas