PBB Peringatkan Myanmar atas Tanggapan Keras Terhadap Pengunjuk Rasa
Utusan khusus dari PBB memperingatkan militer Myanmar tentang konsekuensi setiap tanggapan keras terhadap pengunjuk rasa kudeta Myanmar.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Polisi melakukan tindak kekerasaan saat membubarkan demonstran dan melakukan penembakan.
Seorang dokter mengatakan satu wanita mengalami luka tembak di bagian kepala.
Dokter mengatakan, wanita itu sedang kritis dan tidak mungkin selamat.
"Dia belum meninggal, dia berada di unit gawat darurat, tetapi 100 persen yakin cedera itu fatal," kata dokter, yang menolak untuk disebutkan namanya.
"Menurut X-ray, itu peluru asli," katanya.
Baik polisi maupun rumah sakit tidak menanggapi permintaan komentar.
Seorang pria mengalami luka di dada tetapi tidak dalam kondisi kritis.
"Masih belum jelas apakah dia terkena peluru asli atau peluru karet," kata dokter.
Tiga orang lainnya sedang dirawat karena luka akibat tertembak peluru karet yang diduga terjadi setelah polisi menembak pendemo.
Peristiwa ini terjadi setelah sebelumnya polisi menembakkan meriam air untuk mencoba membubarkan demonstran di Ibu Kota Naypyitaw.
Televisi pemerintah melaporkan korban luka-luka juga ada di pihak polisi selama upaya mereka untuk membubarkan demonstran.
Laporan ini membenarkan terjadinya bentrokan keras antara polisi dan demonstran di negara itu.
Baca juga: Takut Ditangkap Aparat, Warga Myanmar Patroli Malam Setelah Kudeta Militer
Kudeta Myanmar
Insiden ini menandai pertumpahan darah pertama sejak militer, yang dipimpin oleh panglima angkatan bersenjata Jenderal Min Aung Hlaing.