PBB Peringatkan Myanmar atas Tanggapan Keras Terhadap Pengunjuk Rasa
Utusan khusus dari PBB memperingatkan militer Myanmar tentang konsekuensi setiap tanggapan keras terhadap pengunjuk rasa kudeta Myanmar.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Jenderal Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintahan Suu Kyi yang baru terpilih pada 1 Februari dan menahannya bersama politisi lain dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Militer menuduh, NLD menang dengan kecurangan--tuduhan yang dibantah oleh komite pemilihan umum.
Pada Selasa (9/2/2021) malam, polisi di Myanmar melakukan penggerebekan di markas NLD di Yangon, kata dua anggota parlemen NLD terpilih.
Baca juga: Aktivis Antikudeta Dikabarkan akan Ditangkap Militer Myanmar, Sekelompok Orang Serbu Rumah Sakit
Penggerebekan dilakukan oleh belasan personel polisi, yang memaksa masuk ke kantor NLD.
Demonstrasi ini adalah yang terbesar di Myanmar selama lebih dari satu dekade.
Sekaligus menghidupkan kembali kenangan hampir setengah abad lalu ketika pemerintahan militer melakukan tindakan represif dalam pemberontakan berdarah sampai militer memulai proses penarikan diri dari politik sipil pada tahun 2011.
PBB menyerukan kepada pasukan keamanan Myanmar untuk menghormati hak rakyat untuk berunjuk rasa secara damai.
"Penggunaan kekuatan yang tidak proporsional terhadap demonstran tidak dapat diterima," ujar Perwakilan PBB di Myanmar, Ola Almgren.
Baca juga: Layanan Internet di Myanmar Diputus Hampir Total, Militer Kerahkan Pasukan ke Seluruh Negeri
Berita MRTV yang dikelola pemerintahan militer mengatakan sebuah truk polisi telah dihancurkan para demonstran di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.
MRTV menunjukkan rekaman akibatnya, termasuk polisi yang terluka.
MRTV menggambarkan aksi protes tersebut diorkestrasi oleh orang-orang yang ingin membahayakan stabilitas bangsa dan telah bertindak agresif.
MRTV tidak menyebutkan kudeta atau demonstrasi lain di seluruh negeri.
Sebelumnya, para saksi mengatakan polisi menembak ke udara di Naypyitaw untuk membubarkan demonstrasi.
Polisi kemudian menembakkan meriam air, sementara para demonstran merespons dengan melemparkan batu, kata seorang saksi mata.