487 Pejabat Peru, Menteri hingga Mantan Presiden Diam-diam Divaksin Covid-19 Dulu
Negara Peru dilanda skandal vaksinasi Covid-19 besar, di mana ratusan pejabat ketahuan divaksinasi terlebih dahulu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Negara Peru dilanda skandal vaksinasi Covid-19 besar, di mana ratusan pejabat ketahuan divaksinasi terlebih dahulu.
Lebih dari 480 pejabat termasuk menteri hingga mantan presiden diam-diam disuntik vaksin Covid-19.
Mirisnya, mereka melakukan ini bahkan sebelum vaksinasi resmi dimulai, kata Presiden Francisco Sagasti.
Sagasti pada Senin (15/2/2021) mengumumkan bahwa 487 orang memanfaatkan posisi mereka untuk melakukan vaksinasi lebih dulu, dikutip dari CNN.
Adapun vaksin Covid-19 yang digunakan yakni vaksin Sinopharm buatan China.
"Kami mengulangi kekesalan dan kekecewaan kami setelah diberi tahu bahwa 487 orang, termasuk banyak pejabat senior, memanfaatkan posisinya untuk divaksinasi dengan vaksin Sinopharm, yang melengkapi vaksin yang digunakan dalam uji klinis di negara kami," kata Sagasti, menurut laporan media pemerintah Andina.
Baca juga: Menteri Kesehatan: Vaksinasi Covid-19 Pedagang Pasar Bertahap, Dimulai di 115 Pasar se-Jabodetabek
Baca juga: Wapres Mengaku Tak Sakit, dan Tidak Pusing Usai Divaksin, Maruf Amin Ajak Lansia Vaksin Covid-19
Pengungkapan ini menyusul laporan media lokal bahwa mantan Presiden Martin Vizcarra dan istrinya Maribel Diaz Cabello telah divaksinasi saat menjabat pada Oktober lalu.
Keduanya tidak merilis informasi ini ke publik.
Vizcarra mengatakan bahwa dia dan istrinya divaksinasi sebagai bagian dari uji klinis.
Tetapi Universitas Heredia Cayetano, yang bertanggung jawab atas uji coba tersebut menyangkal mereka berpartisipasi sebagai sukarelawan.
Padahal kebijakan bahwa tidak semua pejabat akan divaksin lebih dulu terjadi saat pemerintahan Vizcarra.
Sagasti mencatat bahwa beberapa anggota pemerintahannya sendiri juga melakukan kecurangan itu.
Salah satunya Menteri Luar Negeri Elizabeth Astete.
"Kami sangat marah, dan ini membuat kami sangat sedih, karena orang-orang yang membentuk Pemerintahan Transisi dan Darurat kami ini, gagal memenuhi tugas mereka sebagai pegawai negeri dan untuk menunjukkan kesetiaan kepada Presiden Dewan Menteri dan saya," kata Sagasti.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.