487 Pejabat Peru, Menteri hingga Mantan Presiden Diam-diam Divaksin Covid-19 Dulu
Negara Peru dilanda skandal vaksinasi Covid-19 besar, di mana ratusan pejabat ketahuan divaksinasi terlebih dahulu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Negosiator Peru saat pembelian vaksin Sinopharm, Astete dalam pernyataannya akhir pekan lalu menegaskan bahwa dia telah divaksin pada 22 Januari.
Astete mengatakan dosis yang dia terima dia yakini sebagai "dosis sisa yang dipegang oleh Universitas Heredia Cayetano."
Peru menerima 300.000 dosis pertama vaksin Sinopharm pada 7 Februari ini.
Kemudian mulai mendistribusikannya ke petugas kesehatan dua hari kemudian.
Peru merupakan negara Amerika Latin yang pertam kali melakukan gerakan vaksinasi ini.
Lebih lanjut Astete mengatakan bahwa dia mengakui kesalahan karena diam-diam melakukan vaksinasi.
Dia juga menyesali soal mantan Presiden Vizcarra dan istrinya yang juga melakukan hal ini.
Untuk itu, kata Astete, dia memutuskan tidak menerima vaksin Covid-19 dosis kedua.
"Saya menyadari kesalahan serius yang saya buat, itulah mengapa saya memutuskan tidak menerima dosis kedua," kata Astete.
Kedutaan Besar China di Peru mengatakan mereka mengetahui laporan tersebut tetapi tidak memiliki informasi tentang siapa yang divaksinasi.
Baca juga: Bill Gates Sebut Suntikan Vaksin Ketiga Mungkin Dibutuhkan untuk Memerangi Varian Baru Covid-19
Baca juga: 16,9 Juta Pekerja Publik dan 21,5 Juta Lansia akan Vaksinasi Tahap 2
"Pihak China menekankan bahwa uji klinis ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang disyaratkan oleh otoritas Peru," kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.
"Pihak China tidak memiliki informasi tentang identitas mereka yang divaksinasi."
Peru merupakan negara Amerika Latin pertama yang mendistribusikan vaksin Sinopharm China pada 9 Februari.
Meskipun telah memesan Pfzier/BioNTech dan Oxford/AstraZeneca, Sinopharm adakan satu-satunya vaksin yang siap digunakan saat ini di sana.
Peru pada laporan Senin (16/2/2021) memiliki 1.238.501 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 43.880 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins.
Worldometers pada Rabu (17/2/2021) mencatat 1.244.729 kasus Covid-19.
Sebanyak 44.056 jiwa meninggal dunia dengan jumlah kesembuhan 1.155.956.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.